JAKARTA – Pemerintah memproyeksikan kebutuhan listrik nasional di tahun 2060 bakal meningkat menjadi 1.885 terawatt hour (TWh). Kebutuhan listrik tersebut sepenuhnya akan dipasok oleh pembangkit dari energi baru terbarukan (EBT).

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan berdasarkan proyeksi model sistem ketenagalistrikan yang telah dibuat pemerintah, kebutuhan listrik di tahun 2060 diperkirakan mencapai 1.885 TWh dimana kontribusi PLN mencapai 1.728 TWh sedangkan demand dari non PLN sebesar 157 TWh.

Sementara, proyeksi konsumsi listrik per kapita diproyeksi akan mencapai lebih dari 5.000 kilowatt hour (kWh) di 2060. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut dan dalam mencapai net zero emission, maka pemenuhan kebutuhan listrik akan dipasok dari pembangkit EBT dengan kapasitas sebesar 635 GW.

“Pemenuhan kebutuhan listrik EBT sebesar 1.885 TWh akan dipasok sepenuhnya dari PLT EBT sebesar 635 GW. Pemenuhan kebutuhan listrik Indonesia sebesar 1.885 twh akan dipasok sepenuhnya oleh pembangkit EBT,” kata Arifin dalam acara diskusi virtual, Senin (20/9).

Menurut Arifin penambahan kapasitas pembangkit EBT akan dipenuhi dari berbagai sumber daya EBT yang ada di Indonesia seperti energi surya dan angin. Pengembangan dua pembangkit dari dua sumber daya itu akan dilakukan secara masif mulai tahun 2031. Selain itu, pemanfaatan energi panas bumi dan hidro juga akan dioptimalkan agar mampu menjaga keandalan sistem sebagai pembangkit based load.

Arifin mencatat kebutuhan energi final di 2060 diprediksi akan mencapai 365 Million Tonne Of Oil Equivalent (MTOE). Listrik diperkirakan akan mendominasi untuk energi final, khususnya di sektor penggunaan seperti sektor industri dan rumah tangga.

Pemerintah juga memiliki penyambunhan interkoneksi super grid yang memungkinkan menyalurkan tenaga listrik yang menghubungkan demand dan sumber daya antar pulau besar. Super grid diharapkan mampu menyeimbangkan ketimpangan energi terbarukan yang ada.

Untuk itu, Arifin menilai dukungan dari pihak swasta sangat diharapkan untuk merealisasikan program dari pemerintah ini. Adapun dari proyeksi Kementerian ESDM, untuk menuju net zero emission, sektor energi akan berkontribusi mengurangi emisi 1.526 juta ton CO2.(RI)