JAKARTA – Pemerintah akan melakukan kegiatan eksplorasi besar-besaran terutama seismik hingga 2024. Hal ini dilakukan guna menunjang target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) serta gas 12 ribu juga kaki kubik per hari (MMscfd).

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menugaskan agar seluruh potenai cadangan yang ada harus sudah dieksplorasi lebih lanjut mulai sekarang hingga tahun 2024.

Dia menuturkan eksplorasi bertujuan untuk mengumpulkan semua data eksplorasi sehingga saat sudah terkumpul bisa langsung ditawarkan kepada investor.

“Pak Menteri tugaskan sampai 2024 semua cadangan harus sudah dilakukan seismik untuk lengkapi semua data. melengkapi semua data di seluruh nusantara, selanjutnya untuk ditunjukkan ke investor mana yang ekonomis dan mana yang kurang,” kata Dwi dalam sesi diskusi virtual, Rabu (3/3).

Menurut Dwi, decline produksi sudah terjadi sejak 1998. Untuk itu saat ini dibutuhkan penemuan besar untuk bisa meningkatkan lifting.

“Salah satu yang kita hrapkan adalah melihat kenyataan, Indonesia memiliki 128 cekungan dan baru 20 cekungan produksi, ada yang sudah ada temuan cadangan dan tidak produksi, ada yang tidak temukan cadangan dan ada 68 yang belum diapapa-apakan,” jelas Dwi.

Sebelumnya Dwi juga menuturkan, terdapat dana Komitmen Kerja Pasti (KKP) blok yang habis kontraknya antara 2020 hingga 2022 dengan US$1,2 miliar.

Beberapa kegiatan yang direncanakan menggunakan dana tersebut antara lain 41 study GNG, 2.150 km plus 1 paket seismik, 3.050 km2 seismik 3D, dan pengeboran 70 sumur ekplorasi. “Programnya studi GNG US$10,6 juta, seismik 2D-3D US$205,2 juta, exploration well US$567 juta. Totalnya adalah US$782,7 juta,” kata Dwi.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengungkapkan masih ada peluang untuk meningkatkan produksi migas Tanah Air. Selain dengan mengoptimalkan blok-blok eksisting serta blok baru nanti, pemerintah juga mengkaji untuk mengakuisisi blok-blok migas yang telah berproduksi.

“Kita melihat kesempatan untuk bisa meningkatkan produksi crude dengan target 1 juta dan juga upaya melakukan akuisisi lapangan minyak di luar negeri,” ungkap Arifin. (RI)