JAKARTA – Keberpihakan pemerintah dinilai menjadi hal penting untuk mendorong sektor pertambangan nasional. Apalagi Indonesia masih menjadi pemain utama dalam industri pertambangan global dengan produksi batu bara, tembaga, emas, timah dan nikel yang signifikan. Serta menjadi salah satu eksportir batu bara termal terbesar di dunia.

“Industri pertambangan harus dibantu oleh negara, untuk berjalan. Di sisi lain, pelaku industri jangan ragu-ragu untuk berjalan. Indonesia sudah meluangkan menjadi negara industri, tidak bisa bekerja sendiri-sendiri,” kata Tino Ardyanto, Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi).

Aktivitas pertambangan di atas IUP yang diterbitkan pemda.

Kendati harga komoditas terperosok serta dihadapkan kepada kondisi yang menantang, sektor pertambangan terus memberikan keuntungan bagi negara. Pada 2015, sektor pertambangan berkontribusi 4% pada total PDB dan 14% pada pendapatan ekspor

Tino berharap pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang menciptakan sinergi untuk kelangsungan industri pertambangan dalam negeri.

“Sinergi jangan hanya kata-kata, tapi harus betul-betul dilakukan,” tukas dia.

Susanto Joseph, Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo), mengatakan sektor pertambangan sangat bergantung pada regulasi pemerintah.

“Bisnis tidak hanya bergantung pada business player, tapi juga faktor-faktor di luar bisnis seperti regulasi. Ditambah lagi kondisi eksternal, seperti harga komoditas,” tandas Susanto.(RA)