JANEPONTO – Indonesia bersiap menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). Selain PLTB Sidrap yang merupakan pembangkit tenaga bayu atau angin pertama yang dikomersialkan, juga dikembangkan PLTB di Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Muhamad Ali, Direktur Human Capital Management PT PLN (Persero), mengungkapkan PLTB Tolo milik Independent Power Producer (IPP) berkapasitas besar yakni 72 megawatt (MW) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

“Pembangunan pembangkit tersebut relatif cepat, sehingga infrastruktur lain juga harus dipercepat, seperti transmisi dan gardu induk (GI),” kata Muhamad di Jenoponto, Minggu (1/7).

PLTB Janeponto memiliki 20 turbin dengan kapasitas masing-masing mencapai 3,6 MW. Proses pengangkutan material turbin dari Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar ke lokasi site melalui medan yang cukup sulit dikarenakan panjangnya truk khusus pengangkut kincir PLTB.

“Bilah kincir berukuran 64 meter dengan lebar 5 meter, sedangkan tinggi tiang mencapai 185 meter,” ungkap Muhamad.

Secara teknologi, PLTB Tolo, Jeneponto memiliki kemampuan yang sama dengan PLTB Sidrap. Namun energi listrik yang dihasilkan per turbin lebih besar dibanding PLTB Sidrap karena perbedaan kondisi angin di masing-masing lokasi.

Presiden Joko Widodo dijadwalkan juga akan meresmikan pengoperasian PLTB Sidrap, pada Senin (2/7). PLTB Sidrap berkapasitas 75 MW resmi masuk ke sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan pada 4 April 2018.

PLTB Sidrap dibangun di atas lahan seluas 100 hektar, telah terpasang 30 turbin yang memiliki ketinggian 80 meter dan baling-baling sepanjang 57 meter.

Muhamad mengatakan, saat ini sebanyak 30 Wind Turbin Generator (WTG) yang terpasang pada PLTB Sidrap telah menghasilkan energi listrik untuk Sistem Sulawesi Bagian Selatan. Pembangkit yang berlokasi di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan ini menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang cukup besar.

“Sekitar 40 persen dan menyerap sekitar 1150 tenaga kerja,” tandas Muhamad.(RI)