JAKARTA – Schneider Electric melalui Easy Modular Data Center All-in-One berupaya menjawab kebutuhan pelaku industri di Indonesia akan solusi data center modular prefabrikasi yang terstandarisasi, mudah dan cepat diterapkan dalam mendukung strategi edge computing mereka.

Penerapan edge computing di era internet of things dan industri 4.0 diperkirakan akan semakin masif. Perusahaan riset dan konsultan teknologi, Gartner, memperkirakan bahwa pada tahun 2025, 75% data yang dihasilkan oleh perusahaan akan diproses di edge. Dalam hal alokasi anggaran, Laporan Analysys Mason, menyebutkan bahwa mayoritas perusahaan akan mengalokasikan rata-rata 30 % dari anggaran teknologi informasi mereka untuk edge computing.

Yana Achmad Haikal, Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia, mengatakan pertumbuhan kebutuhan edge computing perlu didukung dengan infrastruktur data center. Namun berbeda dengan cloud computing yang menyimpan data secara terpusat pada satu lokasi saja, edge computing membutuhkan infrastruktur data center yang dekat dengan titik-titik lokasi dimana data tersebut perlu disimpan dan dikelola.

“Solusi data center modular prefabrikasi merupakan solusi tepat yang dapat menghemat waktu dan biaya kepemilikan dibandingkan membangun data center tradisional. Data center prefabrikasi didesain untuk dapat diletakkan di luar ruangan (outdoor) dengan berbagai kondisi cuaca sehingga cocok untuk kebutuhan penempatan di lokasi terpencil atau pelosok daerah,” katanya, Selasa(21/2).

Solusi Easy Modular Data Center All-in-One dari Schneider Electric menambah jajaran solusi data center prefabrikasi dari Schneider Electric yang menawarkan jaminan kualitas terbaik, total biaya kepemilikan yang lebih rendah, dan waktu implementasi yang lebih cepat. Solusi ini didesain dalam empat komponen standar dalam satu solusi pra-konfigurasi yang menggabungkan seluruh perangkat Daya (listrik), Pendinginan, dan TI, dilengkapi dengan berbagai fitur tambahan.

Keempat komponen tersebut mencakup Easy Rack, Easy PDU, dan Easy UPS, dengan menggunakan sistem pendingin dari Schneider Electric yang sangat hemat energi, dan menawarkan pemantauan jarak jauh, manajemen, dan dukungan layanan melalui perangkat lunak DCIM EcoStruxure™ IT Expert dari Schneider Electric. Easy Modular Data Center All-in-One berkisar dari 4 hingga 12 rak, menawarkan kapasitas daya antara 27kW dan 80kW, dapat dikonfigurasikan sebelumnya dalam kontainer berukuran ISO20ft atau ISO40ft.

Easy Modular Data Center All-in-One dirakit sesuai standar desain dan proses dan melalui jaminan pengendalian mutu (quality control). Easy Modular Data Center All-in-One dirancang, dibuat, dan diuji di lingkungan pabrik, sebelum dikirimkan kepada pengguna. Easy Modular Data Center All-in-One didasarkan pada desain ‘Commercial Off The Shelf‘ (‘COTS’). Semua modul sudah siap dioperasikan sehingga mengurangi tahapan perencanaan, konstruksi dan implementasi; dan memangkas waktu perencanaan hingga uji coba. Biaya untuk perangkat dan jasa pun lebih terprediksi dan mengurangi kemungkinan terjadinya perubahan biaya proyek karena sebagian besar perangkat sudah dirakit di pabrik. Easy Modular Data Center All-in-One didesain untuk pemakaian hingga 20 tahun. Pendekatan prefabrikasi mengurangi biaya tenaga kerja dan mengoptimalkan ruang bangunan, dan dapat diskalakan sesuai kebutuhan. Easy Modular Data Center diproduksi dengan memenuhi kriteria sustainabily antara lain kepatuhan terhadap RoHS dan REACH, termasuk Product Environmental Profiles (PEP), dan menggabungkan fitur yang mengoptimalkan penghematan energi dan meminimalkan dampak lingkungan.

“Solusi Easy Modular Data Center All-in-One ini cocok diperuntukkan bagi berbagai sektor industri yang memiliki jaringan operasional yang tersebar dan akses lokasi yang sulit dijangkau. Beberapa customer global Schneider Electric antara lain perbankan, pertambangan, industri kecil menengah, retail, pendidikan, dan kesehatan,” kata Yana.(RA)