BENGKALIS – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih menjadi ancaman serius setiap tahun yang kerap kali terjadi saat musim kemarau di wilayah Indonesia. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Alue Dohong, meninjau langsung berbagai upaya masyarakat, lembaga dan dunia usaha dalam mendukung upaya-upaya mitigasi kebakaran hutan gambut serta pengendalian perubahan iklim di Kabupaten Bengkalis dan sekitarnya.

Alue Dohong juga sambangi Kampung Gambut Berdikari di Sungai Pakning yang merupakan program tanggung jawab sosial masyarakat yang menjadi unggulan Kilang Sei Pakning. Program ini terdiri dari berbagai kegiatan untuk mencegah dan mengurangi kebakaran lahan gambut sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat.

Menurutnya sebagai pemilik gambut terluas, program Kampung Gambut Berdikari seperti ini bisa diimplementasikan ke wilayah lain, dan Indonesia harus menyuarakan lebih keras lagi di tingkat internasional. “Terutama mengenai peran dalam restorasi gambut terhadap mitigasi dan pengendalian perubahan iklim, termasuk dalam upaya pencapaian NDC (Nationally Determined Contribution) Indonesia ,” ujar Alue Dohong (20/5).

Pelestarian kawasan gambut merupakan bagian dari Program Kampung Gambut Berdikari. Arboretum Gambut menjadi tempat pelestarian flora khas gambut seperti kantong semar (Nepenthes sp) dan merupakan Arboretum Gambut pertama yang dikembangkan di Pulau Sumatera.

Alue Dohong menjelaskan gambut merupakan kekayaan alam sekaligus aset ekonomi, sehingga harus bijak dalam pengelolaan dan pemanfaatannya.

“Kami melihat upaya yang dilakukan di Sei Pakning dari tahun ke tahun terus berkembang seperti inovasi nozzle gambut sebagai alat pemadaman kebakaran hutan di lahan gambut, pemanfaatan sumur hydrant sebagai sumur portable yang bisa digunakan untuk antisipasi karhutla dengan cepat,” jelas Alue Dohong.

Isnanto Nugroho, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PT Kilang Internasional, menjelaskan program yang diinisiasi Kilang Sei Pakning bersama masyarakat sejak tahun 2017 ini lahir dari keinginan masyarakat untuk bersama-sama mencegah dan memitigasi bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut, yang selalu terjadi di Sei Pakning.

“Berawal dari Kecamatan Bukit Batu, kini program Kampung Gambut Berdikari sudah direplikasi hingga ke Kecamatan Siak Kecil dan Bandar Laksamana,” ujar Isnanto.

Berbagai program yang sudah berjalan di antaranya penguatan kelompok Masyarakat Peduli Api, Pengembangan Pertanian Nanas Terintegrasi, Pengembangan Pertanian Lahan Gambut dengan sistem Poligowo, Pelestarian Arboretum Gambut, Pengembangan Budidaya Lebah Madu Hutan Gambut serta program edukasi kepada anak dan generasi muda melalui Sekolah Cinta Gambut.

“Yang menggembirakan upaya kami dalam mitigasi karhutla berbasis masyarakat telah mengantarkan Kilang Sei Pakning untuk memaparkan keberhasilan program tersebut dalam ajang internasional, yakni pada Conference of the Parties di Madrid pada tahun 2019 dan pada ajang United Nations Framework Confention on Climate Change, Galsgow 2021,” ujar Isnanto.

Program yang sudah diinisiasi Kilang Sei Pakning sejak tahun 2017 ini terus berkembang dengan berbagai inovasi dan menjadi inisiator penyelamatan lahan gambut.

Program Kampung Gambut Berdikari merupakan bagian dari upaya PT KPI untuk mendukung implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s), yakni SDG’s 8 Perkerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG’s 13 Penanganan Perubahan Iklim dan SDG’s15 Menjaga Ekosistem Daratan. (RI)