JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kembali merevisi target lifting minyak dan gas bumi pada tahun ini.

Untuk lifting minyak dipatok sebesar 705 ribu barel per hari (bph), turun jauh dari target awal di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar 755 ribu. Target tersebut keduakalinya direvisi. SKK Migas sebelumnya mematok rata-rata lifting minyak sebesar 725 ribu bph. Target untuk lifting gas juga direvisi yakni sebesar 5.536 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Sementara untuk gas sebesar 6.670 MMscfd.

Sementara itu hingga Mei realisasi lifting migas nasional hingga Mei 2020 mencapai 1,712 juta barel setara minyak per hari (boepd) dengan rincian lifting minyak 701 ribu bph dan lifting gas 5.658 MMscfd atau setara 1, 010 juta boepd. Lifting migas ini mencapai 90% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar 1,946 juta boepd.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas,  mengatakan saat ini tidak ada lapangan yang dimatikan, namun tingkat produksinya melambat.

Faktor rendahnya harga minyak dan LNG di tengah pandemi Covid-19 turut berdampak tidak hanya pada target lifting tapi juga pada besaran investasi sektor hulu migas. Hingga Mei 2020 investasi hulu migas mencapai US$3,93 miliar.

“Investasi awalnya ditargetkan US$ 13,8 miliar, namun berdasarkan kondisi saat ini kami melihat capaian maksimal di angka US$ 11,8 miliar,” kata Dwi di Jakarta, Kamis (11/6).

Dwi mengatakan meskipun turun, SKK Migas tetap melakukan beberapa upaya untuk memaksimalkan investasi hulu migas antaranya tetap melakukan open data dan promosi open area, menjaga keekonomian wilayah kerja, efisiensi biaya, dan memaksimalkan One Door Service Policy untuk mempercepat perizinan.

Dwi berharap langkah-langkah ini dapat membantu Kontraktor Kontrak Kerja Sama untuk memaksimalkan kinerjanya disaat sulit seperti ini.

SKK Migas berharap penyesuaian target tersebut bisa dicapai salah satunya dengan menjamin proyek-proyek yang akan on stream di tahun 2020 dapat berjalan tepat waktu. Untuk kuartal ketiga tahun ini, SKK Migas menargetkan lima proyek migas akan onstream yaitu Lapangan MSTB Fase-1 WK Malacca Strait, Lapangan Cantik WK Belida, Kompresor Betung dan SKG-19 Musi Timur WK Indonesia Pt. Pertamina EP, Lapangan Meliwis WK Madura Offshore, dan Lapangan Peciko 8A WK Mahakam. “Kami optimis dengan adanya tambahan produksi dari proyek-proyek ini dapat membantu tercapainya target lifting akhir tahun,” kata Dwi.

Sejauh ini, dari lima proyek yang sudah on stream di 2020, SKK Migas mencatat adanya potensi penambahan produksi migas hingga 3.182 bph untuk minyak dan 109,5 MMscfd untuk gas.(RI)