JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN ikut ambil bagian dalam penyediaan infrastruktur LNG terintegrasi untuk kebutuhan Kilang Cilacap bersama dengan PT Badak LNG dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).

Proyek tersebut akan menyuplai gas dengan peningkatan volume secara bertahap (ramp up) 111 juta kaki kubik per hari (MMscfd) selama 20 tahun ke Kilang Cilacap, yang dilaksanakan dengan skema Small Scale Land Based Regasification Terminal. Proyek tersebut diperkirakan membutuhkan biaya investasi (Capex) sebesar US$151,7 juta.

M. Haryo Yunianto, Direktur Utama PGN, mengungkapkan sebagai bagian dari Holding Migas Pertamina, PGN secara penuh mendukung pengembangan bisnis Kilang Pertamina Cilacap. Proyek itu termasuk dalam prioritas proyek PGN dalam menyediakan supply chain LNG yang terintegrasi.

“Semoga dengan tersedianya supply chain dan infrastruktur LNG yang terintegrasi nanti dapat memenuhi kebutuhan gas di Kilang Cilacap dengan tepat biaya, mutu dan waktu,” kata Haryo, Selasa (25/5).

Haryo mengatakan sinergi ini menjadi bentuk dukungan PGN terhadap Pertamina Grup dalam mengelola portfolio LNG yang bisa dioptimalkan dalam rangka subtitusi bahan bakar berjenis Residual Fuel Oil (FRO) menjadi bahan bakar berbasis gas.

“Proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menumbuhkan perekonomian nasional dan dapat mengurangi impor serta menekan defisit neraca migas,” kata Haryo.

Dirut PGN  Djoko Priyono Direktur KPI, lalu Erry Widiasto Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS), serta Direktur Utama PT Badak LNG Gema Iriandus Pahalawan telah menandatangani tiga  Head Of Agreement (HOA) terkait sinergi tersebut.

Mulyono, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, mengatakan kesepakatan penting dari sinergi ini meliputi tiga lingkup yaitu, antara PGN dan KPI untuk penyediaan infrastruktur LNG. Berikutnya antara PGN dan PT Badak LNG untuk penyediaan fasilitas penyimpanan dan breakbulking LNG. Lainnya, antara PGN dan PIS untuk utilisasi kapal LNG dengan skema long term time charter atau skema angkutan LNG lainnya.

Kerja sama ini dapat menjadi milestone untuk memperkuat sinergi yang saling menguntungkan antar subholding dan holding Pertamina Grup

“Kami berharap kerjasama ini menjadi contoh bagi Subholding lain bahwa Pertamina Group dapat bersinergi dan menghasilkan manfaat yang luar biasa,” ujar Mulyono.

Mulyono mengungkapkan bahwa proyek akan digunakan untuk mengembangkan market LNG retail di Jawa Tengah bagian selatan. “Serta menghasilkan efisiensi luar biasa mencapai US$ 58,5 juta per tahun dengan pemanfaatan gas,” ungkapnya.

Kilang Cilacap yang merupakan salah satu dari tujuh unit pengolahan di Indonesia, memiliki kapasitas produksi sebesar 348.000 BSD. Kilang ini bernilai strategis dengan memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Hal tersebut membuat Kilang Cilacap menjadi kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia.(RI)