BATANG – Subholding Gas Pertamina, PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN mulai bangun infrastrukur berupa pipa gas bumi menuju Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Pembangunan ini merupakan bagian dari utilisasi Pipa Transmisi Cirebon – Semarang yang sedang dibangun oleh pemerintah.

Jaringan pipa distribusi ke KIT Batang yang akan dibangun berdiameter 8 inch sepanjang 7,3 Km. Dengan tekanan 17 Barg, kapasitas alir dari pipa ini sebesar 25 juta kaki kubik per hari (MMscfd). KIT Batang berpotensi menyerap gas bumi maksimal 24,8 MMscfd yang terdiri dari 14 tenant.

Saat jaringan pipa gas bumi berserta infrastruktur pendukung nantinya siap on stream pada 2023, gas bumi untuk KIT Batang akan bersumber dari PEPC Jambaran Tiung Biru (JTB).

Abdi Mustakim, Asisten Deputi Energi Minyak & Gas Kementerian BUMN, menyatakan banyak negara sedang resesi dan terkena dampak pandemi, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi. Sumbernya salah satunya investasi. KIT merupakan PSN yang mengutamakan gas bumi sebagai energi yang memasok kawasan industri yang masuk dalam PSN. Pipa Gresik – Semarang siap untuk mengalirkan gas bumi dari JTB ke KITB termasuk pipa Cisem yang sedang pararel disiapkan oleh KESDM.

“First Welding menjadi tonggak pembangunan infrastruktur gas ke kawasan. KITB diharapkan dapat mengabsorb tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Abdi, Rabu (16/11).

Sujarwanto Dwiatmoko, Kepala Dinas ESDM Pemprov Jawa Tengah, menjelaskan KITB akan mendapatkan jatah gas bumi dari JTB dan Pemprov Jateng mengapresiasi integrasi pipa transmisi Gresik – Semarang dan Cirebon – Semarang, terobosan yang luar biasa untuk Jateng dan KITB. First welding merupakan milestone penting untuk meningkatkan keyakinan tenant di KITB.

“Kebutuhan energi ramah lingkungan merupakan permintaan investor dan Jateng diharapkan dapat menjadi Hub Gas untuk menopang tumbuhnya pertumbuhan ekonomi berbasis industri,” ungkap Sujarwanto.

Kementerian ESDM telah mengalokasikan kurang lebih Rp 1 triliun untuk pipa transmisi dan pipa distribusi PGN akan melengkapi sampai ke pelanggan hilir. Menteri ESDM memberikan arahan untuk segera merencanakan integrasi infrastruktur dan pasokan untuk kehandalan dan ketersediaan energi dapat dirasakan masyarakat,” ujar Agung Kuswardono, mewakili Dirjen Migas Kementerian ESDM

Sementara itu, Achmad Muchtasyar, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, menuturkan pengembangan infrastruktur gas bumi merupakan wujud nyata komitmen pemerintah pusat, daerah, BUMN dan swasta serta sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam bergandengan tangan, bergotong royong dalam memulai proses penyaluran energi bersih ramah lingkungan dan ketersediaan energi yang berkelanjutan bagi Kawasan Industri Terpadu Batang.

Menurutnya sejalan dengan progress pembangunan Pipa Transmisi Cirebon – Semarang, terutama ruas Semarang Batang, pembangunan pipa distribusi perlu dilakukan untuk dapat menyalurkan gas menuju KIT Batang.

“Artinya, pembangunan ini adalah wujud ikhtiar PGN sekaligus dukungan kepada pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur hilir untuk dapat segera menyerap pasokan gas dari berbagai sumber termasuk mendukung percepatan utilisasi dan dampak keekonomian pembangunan Pipa Cirebon Semarang,” jelas Achmad.

Menurut dia, konsep KIT Batang nanti terintegrasi dengan perumahan, layanan kesehatan, serta rantai suplai antarpabrik. Dengan demikian, PGN berpeluang mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk bisa melayani perumahan, usaha menangah, dan retail.

“PGN siap berkolaborasi dengan berbagai pihak demi kehandalan infrastruktur maupun pasokan gas bumi di Jawa Tengah. Tidak hanya di Batang, masih banyak kawasan industri di Jawa Tengah yang potensial menggunakan gas bumi. Apalagi jika Jawa Tengah nanti telah dilalui oleh konektivitas Pipa Cisem dan Gresem, maka akan lebih sustain untuk menjangkau berbagai titik wilayah dan muaranya akan memberi dampak positif terhadap daya saing industri, serta pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah,” ujar Achmad. (RI)