JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui subholding upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mulai merealisasikan rencana mencari cadangan migas baru dengan melakukan eksplorasi di wilayah baru.

Berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi manajemen PHE tengah membidik tiga area baru untuk dilakukan eksplorasi. PHE rencananya mengajukan proposal untuk melakukan joint study agreement (JSA) di tiga area baru yakni diĀ  Bali Utara, Sulawesi dan Selat Malaka.

Medy Kurniawan, Direktur Eksplorasi PHE, saat dikonfirmasi membenarkan informasi tersebut. Dia menjelaskan dua area yang diajukan untuk dilakukan joint study merupakan hasil dari kegiatan eksplorasi survei 2D open area Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang. “Untuk hasil KKP Jambi Merang JSA berada di area North Bali dan Sulawesi,” kata Medy kepada Dunia Energi, Rabu (15/9).

Sementara satu area lainnya diluar dari hasil KKP Jambi Merang dan Pertamina juga akan menggandeng Petronas sebagai mitra. “Sedangkan JSA untuk Selat Malaka bersama Petronas diuar hasil KKP Jambi Merang,” ungkap Medy.

Menurut Medy, salah satu JSA telah diajukan dan disetujui oleh pemerintah. Kini Pertamina tengah memfinalisasi dua JSA lainnya. “Kalau tidak salah JSA yang sudah mendapat persetujuan dari pemerintah JSA di North Bali, sedangkan lainnya JSA nya masih diproses di internal Pertamina dan mitra,” ungkap Medy.

Medy menjelaskan dalam JSA ini akan dilakukan studi terlebih dahulu, jika hasil studi ini menunjukan hasil positif baru akan diajukan sebagai WK baru bagi Pertamina dan mitra ke pemerintah. “Estimasi studi akan berlangsung 6 – 8 bulan,” ungkap dia.

Pertamina memang kerap kali menegaskan bahwa bisnis hulu migas tetap akan menjadi prioritas investasi perusahaan ke depan meskipun sekarang sedang dikepung tren transisi energi yang akan tinggalkan energi fosil.

Untuk tahun ini porsi investasi untuk hulu migas mencapai 52 persen dari anggaran belanja modal US$10,7 miliar. Dalam rencana perusahaan, porsi investasi hulu migas ini akan dipertahankan di kisaran 50-60 persen dari total rencana investasi US$92 miliar selama 2020-2024 atau mencapai sekitar US$64 miliar.(RI)