JAKARTA – PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, membidik peluang kerja sama dengam Tesla, produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat. Kerja sama yang diincar tidak secara langsung namun melalui rencama investasi Tesla di Tanah Air dalam waktu dekat.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menyatakan berdasarkan informasi yang diterimanya pihak Tesla sangat berminat untuk membangun energy storage system (ESS) di Indonesia.

“Tesla itu berminatnya di ESS, bukan di EV Battery. Dia datang ke Indonesia karena melihat ada potensinya,” kata Nicke dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR, Selasa (9/2).

Menurut Nicke, ESS yang ingin dibangun Tesla di Indonesia akan sangat jadi komponen utama dalam pengembangan energi matahari atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang membutuhkan baterai penyimpanan untuk mengatasi masalah intermiten PLTS. Pertamina sendiri saat ini juga menjadikan PLTS sebagai transisi energi yang sedang diusung perusahaan.

Selain itu, ESS juga bisa menjadi tempat penyimpan battery cell yang dibutuhkan motor dan kendaraan listrik.

Nicke menyebutkan potensi bisnis kendaraan motor listrik di Indonesia bakal lima kali lipat dibandingkan kendaraan roda empat. Karena itu, keberadaan energy storage system bakal banyak dibutuhkan sehingga Pertamina pun tertarik berbisnis di lini ini.  “ESS ini pasar yang besar, Pertamina pun masuk ke sana ke depannya,” ujar Nicke.

Nicke sebelumnya pernah menyinggung tentang lini bisnis baru yang dibidik perusahaan di luar bisnis migas atau penjualan BBM. Perseroan mulai melirik bisnis storage energy untuk bisa menyimpan battery cell hingga masuk ke bisnis obat–obatan dari industri petrokimia.

“Terkait dengan EV, kami akan mulai dengan membangun pabrik battery cell. Nanti akan kembangkan energy storage karena battery ini bukan hanya untuk transportasi saja tapi juga untuk remote area yang rumah. Jadi supply listriknya bisa dari battery listrik,” kata Nicke

Bisnis fuel battery cell sejalan dengan pemanfaatan solar fotovoltaik yang digarap pemerintah untuk wilayah terpencil. Karena wilayah tersebut tidak perlu sistem transmisi listrik dalam jumlah besar, kebutuhan energinya bisa ditopang oleh battery energy storage system Pertamina yang sifatnya modular.

Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marves) menyatakan Tesla sudah serahkan proposal rencana investasi Tesla di Indonesia pada Kamis (4/2). Rencananya, pabrikan kendaraan listrik milik Elon Musk itu memang sangat tertarik untuk mengembangkan ESS di Indonesia.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, menjelaskan ESS  merupakan komponen penting dalam pengembangan kendaraan listrik yang serupa power bank namun dalam kapasitas besar serta bisa menjadi batery kendaraan listrik. Selain itu, ESS ini juga bisa menjadi pembangkit ticker yang bermanfaat di kawasan terpencil.

“Mereka menjabarkan kesuksesan teknologi ini di Austalia. Kami rasa ini juga menarik dimana Indonesia negara kepulauan. Ini bisa dijadikan pembangkit ticker. Daripada bikin pembangkit baru di daerah terpencil, bisa pakai baterai ini saja,” kata Seto. (RI)