SIDOARJO – PT Pertamina Gas (Pertagas) Operation East Java memperkenalkan konsep zero waste di kampung binaan Kampung Ikan Asap Desa Penatarsewu dan Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Kegiatan ini dilakukan untuk merespons kendala dalam pengelolaan limbah minyak jelantah sisa produksi Resto Seba dan rumah tangga di Kampung Ikan ASAP.

Edukasi dan pelatihan ini bekerjasama dengan Akademi Minim Sampah. Pertagas juga menggandeng Kader PKK Desa Penatarsewu dan Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.

“Cukup sediakan jelantah mulai dari 250ml, ½ sendok teh gula, beberapa gram soda api, air pandan, dan beberapa bahan pelengkap lainnya. Setelah itu dipanaskan lalu diaduk, dan ditempatkan dalam sebuah cetakan sesuai selera,” ungkap Vivi Sofiana selaku pemateri dari Akademi Minim Sampah, saat pelatihan pengelolaan minyak jelantah menjadi produk bermanfaat seperti sabun dan lilin, Selasa (8/9).

Minyak jelantah merupakan minyak bekas pemakaian, bisa dalam kebutuhan rumah tangga, kebutuhan restoran dan lain lain. Minyak ini meliputi minyak sawit dan segala minyak goreng lainnya. Bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi pemakaian minyak jelantah yang dipakai berkali-kali, dapat merusak kesehatan tubuh kita, misalnya timbul berbagai penyakit seperti kanker.

Nurul Huda, Ketua PKK Desa Penatarsewu, mengatakan bahwa selama ini para ibu di Desa Penatarsewu tidak pernah menyimpan minyak goreng setelah beberapa kali dipakai dan belum mengetahui jika bisa dimanfaatkan kembali.

“Di sini kami terbiasa membuang atau diserahkan ke penampung jika minyak goreng sudah beberapa kali dipakai. Dengan adanya pelatihan mengolah jelantah ini, diharapkan kami bisa memanfaatkan puluhan liter minyak menjadi sabun detergen atau cuci tangan,” ujarnya.

Lain halnya di Desa Kalitengah, ibu-ibu di desa yang berdekatan dengan kawasan Lumpur Sidoarjo ini mengaku telah memanfaatkan jelantah sebagai peluang penghasilan.

“Kami biasa mengumpulkan jelantah dari beberapa RT, lalu kami jual ke pabrik untuk dimanfaatkan sebagai biodiesel melalui pengepul. Alhamdulillah hasil penjualan dapat dimanfaatkan untuk kas PKK,” ujar Iftatus Solichah, perwakilan anggota PKK Desa Kalitengah.

Menurutnya, kegiatan edukasi dari Pertagas ini mampu membuka wawasan para ibu untuk berkreasi dan lebih produktif lagi.

Proses pengolahan jelantah menjadi sabun dan lilin pun tegolong murah dari segi ketersediaan bahan dan mudah untuk dipraktekkan.

Vivi menjelaskan, proses pembuatan dibuat mudah dan menarik agar para ibu tidak kerepotan ketika menerapkan di rumah.

“Tujuan kami agar mulai tumbuh kesadaran warga untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi lebih bernilai guna,” ujarnya.

Zainal Abidin, Manager Communication, Relation, & CSR Pertagas, mengatakan bahwa antusias para ibu dalam menerapkan Zero Waste Lifestyle patut didukung.

“Kemampuan mengolah limbah rumah tangga menjadi produk lain seperti sabun dan lilin ini berpotensi menjadi sumber pendapatan lain bagi warga di Penatarsewu dan Kalitengah,” tandas Zainal.(RA)