JAKARTA– PT Pertamina (Persero) terus menggenjot pengadaan outlet penjualan BBM di wilayah pelosok termasuk di Jawa Bagian barat. Di Regional Jawa Bagian Barat saat ini memiliki 563 Pertashop dengan penambahan 178 Pertashop di tahun 2022. Selain itu, tahun 2022 penjualan Pertamax melalui Pertashop mengambil bagian sebesar 14% dari keseluruhan penjualan Pertamax Nasional, meningkat 2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Eko Kristiawan, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Barat, menjelaskan, Pertashop merupakan outlet penjualan produk Pertamina berskala tertentu yang dipersiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM non subsidi, LPG non subsidi dan produk ritel Pertamina lainnya dengan mengutamakan lokasi pelayanannya di wilayah yang relatif jauh dari SPBU serta membutuhkan pelayanan produk ritel Pertamina dengan kualitas terbaik, ramah lingkungan dan lebih dekat dengan masyarakat.

Untuk mengembangkan ekosistem bisnisnya di wilayah Region Jawa Bagian Barat, Pertashop juga menyediakan produk ritel Pertamina seperti Bright Gas, Pelumas Pertamina, serta kerjasama dengan mitra lainnya. “Mini market atau toko kelontong, tempat makan, pengisian nitrogen, kerjasama dengan perbankan serta menjadi outlet pupuk. Selain itu, Pertashop dapat juga menambah layanan berupa penjualan sparepart, tambal ban, cuci kendaraan, agen POS, drop point POS dan Rumah pangan Bulog”, kata Eko, Kamis (16/2).

Keberadaan Pertashop Pertamina sangat membantu masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari SPBU. Pertashop 3P.42309 yang terletak di Jl. Raya Bayah – Cibareo KM. 25 Gunung Batu, Desa Gunung Batu, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, Banten misalnya yang telah berdiri sejak tahun 2021 yang melayani kebutuhan konsumen BBM non subsidi, LPG non subsidi, dan produk ritel Pertamina lainnya.

Taufik, Pemilik Pertashop 3P.42309, menceritakan jarak dari SPBU terdekat ke Pertashop miliknya sekitar 27 KM, sehingga masyarakat Desa Gunung Batu dan sekitarnya lebih memilih mengisi BBM di Pertashopnya walaupun tidak menjual BBM subsidi. “Tidak hanya jarak yang lebih dekat tapi masyarakat sekitar juga dapat menghemat waktu, mendapatkan harga dan kualitas serta pelayanan yang sama dengan SPBU,” ujar Taufik.

Menurut Taufik, memutuskan untuk bergabung menjadi mitra Pertashop Pertamina pada tahun 2021 merupakan langkah tepat yang diambilnya.

“Dengan modal yang tidak terlalu besar, saya dapat memperoleh margin yang lebih tinggi dari SPBU, omzetnya kini sekitar Rp 385 juta per bulan dengan rata – rata penjualan Pertamax sekitar 1 kilo liter per hari dan dapat mempekerjakan 3 orang karyawan. Pengiriman produk Pertamax sangat lancar dari Pertamina, setiap 2 hari sekali dilakukan walaupun medan yang dilalui cukup sulit”, ungkap Taufik. (RI)