JAKARTA – Penurunan produksi batu bara dinilai tidak berdampak signifikan pada target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di sektor pertambangan yang dipatok Rp30,1 triliun pada tahun ini. Batu bara hingga kini menjadi penyumbang terbesar untuk PNBP sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba), yakni mencapai 80%.

Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan penurunan produksi batu bara disebabkan berkurangnya permintaan, serta pelemahan harga komoditas. Sepanjang 2016 pemerintah menargetkan produksi batu bara nasional mencapai 429 juta ton.

“Peruntukkan domestik juga masih kecil. Penyerapan PNBP kemungkinan turun, tapi PNBP sekarang pun sudah mulai lumayan, sampai akhir Mei lalu sudah Rp 12,28 triliun,” kata Bambang di Jakarta, Kamis(21/7).

Bambang mengungkapkan sepanjang periode Januari-Juni 2016 produksi batu bara dari 73 perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) tercatat sebesar 101,22 juta ton. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan volume produksi periode sama 2015 yang sebesar 143,68 juta ton.

Selama periode Januari hingga Juni 2016, penjualan batu bara untuk domestik mencapai 25,52 juta ton. Jumlah ini ini dari periode sama tahun lalu yang sebesar 23,58 juta ton.

Untuk penjualan ekspor batu bara, sepanjang enam bulan pertama 2016 tercatat 80,22 juta ton. Tahun 2015 penjualan ekspor batu bara mencapai 117,328 juta ton.

“Konsumsi batu bara untuk domestik saat ini masih kecil, data menjukkan baru 25 juta ton. Program listrik 35 ribu MW mungkin dapat mendongkrak percepatan dalam produksi maupun penggunaan nya di dalam negeri,” tandas Bambang.(RA)