JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan pasokan listrik untuk industri pengolahan dan pemurnian atau smelter harus tersedia. PT PLN (Persero) menjadi aktor utama dalam menjamin ketersediaan listrik bagi smelter.

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM,  mengatakan fokus pemerintah saat ini adalah mengatasi defisit neraca perdagangan. Sektor pertambangan menjadi andalan dalam mengatasi permasalahan itu. Namun yang terjadi selama ini ada masalah kelistrikan yang kerap dihadapi pelaku usaha smelter.

Tiidak hanya harus tersedia, tapi listrik bagi smelter juga harus baik dari sisi kualitas dalam hal ini adalah frekuensi yang stabil.

“Kami di sektor ketengalistrikan menjaga bagaimana listrik disediakan. Pertama itu kecukupan barangnya, ada digunakan dan memenuhi kebutuhan. Kedua ya kualitas bagus. Kalau ada frekuensi turun naik apa pula?. Ketiga keberlanjutan, keterjangkauan, dan merata. Lalu kompetitif dalam hal industri dan keadilan,” kata Rida di kantor Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (20/12).

PLN lanjut Rida harus bisa memetakan kebutuhan listrik bagi pabrik smelter. Untuk kepentingan smelter ke depan mintaan jadi pelanggan premium.

“Kami mendorong agar semua keperluan bisa dipenuhi. Nah kondisi saat ini PLN sudah menyiapkannya dan sahkah Rencana Umum Pembangkit Tenaga Listrik (RUPTL),” ujarnya.

Dalam data Ditjen Mineral dan Batu Bara (Minerba), total kebutuhan listrik untuk seluruh proyek smelter yang sudah terdata pemerintah adalah 4.2004,41 Megawatt (MW). PLN sendiri baru bisa menyediakan 841,8 MW. Sisa pasokannya akan disediakan oleh para pelaku usaha atau offgrid terpisah dari PLN.

Untuk porsi pembangkit tertinggi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas sebesar 2.384 MW, kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebesar 475,61 MW. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sebesar 503 MW.

Sripeni Inten Cahyani, Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN, mengungkapkan kebutuhan untuk mendukung industri seperti smelter bisa dipenuhi melalui pembangunan megaproyek 35 ribu MW. Menurutnya PLN hingga saat ini (Desember 2019) telah memiliki kapasitas listrik sebesar 61 ribu MW lebih di seluruh Indonesia.

“PLN siap mendukung penuh perkembangan industri smelter di dalam negeri, kami berkomitmen untuk hadir membantu industri ketika dibutuhkan,” kata Inten.

Inten mengklaim dengan mempercayakan kebutuhan listrik industri smelter kepada PLN, Perusahaan smelter akan mendapatkan jaminan kehandalan energi listrik sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki.

“Kehandalan tersebut dapat dipasok melalui 1 atau 2 transmisi line, bahkan bila diperlukan terdapat pembangkit di dekat lokasi pelanggan seperti di wilayah Sulawesi Tenggara dimana industri smelter berkembang dengan cepat sehingga PLN membangun tol listrik yang rampung pada Oktober 2019,” kata Inten.(RI)