JAKARTA – Pemerintah berencana untuk memberikan insentif atau subsidi tambahan untuk menggenjot konversi motor BBM menjadi motor listrik. Saat ini tambahan subsidi itu masih dibahas.

Dadan Kusdiana, Sekretaris Jendral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan subsidi yang ada sekarang dengan nilai Rp7 juta untuk konversi satu unit motor dirasa kurang mendapat perhatian masyarakat. Ini bisa dilihat dari jumlah pengajuan konversi yang minim sejak diluncurkan. Rencananya subsidi akan ditingkatkan menjadi Rp10 juta per unit.

“Iya salah satu di rapat itu dibahas, karena sekarang yang Rp7 juta terutama untuk konversi prosesnya lambat,” kata Dadan ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (22/8).

Menurut Dadan meskipun dengan adanya insentif berupa subsidi biaya konversi dinilai masih terlalu tinggi. Untuk itu opsi menambah subsidi nanti diharapkan bisa terus menekan biaya agar lebih bisa dijangkau masyarakat. Meski begitu Dadan belum bisa menjanjikan besaran tambahan subsidi karena masih melalui pembahasan lintas kementerian.

“Salah satunya itu karena masyarakat melihat dengan angka yang sekarang Rp15 juta konversi kan masih Rp8 juta yang harus dibayar. Apakah bisa ditambah dalam proses seperti itu lah belum ada keputusan,” ungkap Dadan.

Pemerintah sebelumnya juga mewacanakan untuk menerapkan sistem sewa baterai pada konversi motor listrik. Dengan begitu juga diharapkan menjadi daya tarik lain sehingga biaya konversi juga bisa ditekan.

Apabila skema sewa baterai ini jadi diterapkan akan memotong biaya konversi hingga Rp8 juta. Dengan adanya program bantuan Pemerintah sebelumnya sebesar Rp7 juta, sehingga diperkirakan masyarakat cukup membayar kurang lebih Rp2 juta untuk mengonversi motor BBM ke motor listrik.

Senda Hurmuzan Kanam, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE), menjelaskan bahwa skema sewa baterai ini telah berjalan di Bali. “Dari Rp15 juta biaya konversi itu Rp7 juta sudah dapat bantuan pemerintah, sisanya yang Rp8 juta itu kan komponen terbesarnya itu adalah baterai, sekitar Rp7 juta sampai Rp8 juta,” kata Senda.

Hingga akhir Juli tercatat 4.578 pemohon konversi yang mendaftar melalui platform digital. Secara statistik, 94 persen berlokasi di Jawa.

Pemerintah sebenarnya menargetkan sebanyak 50.000 unit motor konversi di tahun 2023 dan 150.000 unit di tahun 2024. (RI)