KARAWANG- Agar-agar rumput laut dalam bentuk kristal dijemur pada ruangan tertutup plastik berukuran 3X5 meter di tengah terik matahari di halaman tempat pengolahan mie kristal yang dikelola Kelompok Anugerah Pertiwi binaan Koperasi Mina Agar Makmur di Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Sabtu (27/11) siang.

Di dalam ruangan, beberapa perempuan sibuk mengolah mie kristal ke dalam mangkok makan terbuat dari kertas (paper bowl). Ada yang mengepak racikan bumbu penyedap. Satunya lagi mengepres hasil racikan dan menutup paper bowl mie kristal rumput laut (seaweed noodles) dan hasil racikan.

“Mie kristal agar-agar rumput laut ini banyak disukai, bahkan salah satu konsultan kesehatan di daerah Jakarta memesan mie kristal ini untuk diet Kesehatan,” ujar Usup Supriatna, Ketua Kelompok Mina Agar Makmur saat ditemui pada Sabtu (27/11) siang. Koperasi Mina Agar Makmur adalah mitra binaan Subholding Upstream Regional Jawa Bagian Barat Field Tambun

Menurut Usup, awalnya konsultan kesehan tersebut membeli 100 pieces. Lalu berkembang jadi 5.000 pieces sampai kemudian 11.000 pieces, berlanjut hingga saat ini. Kapasitas produksi pengolahan mie kristal di Kelompok Anugerah Pertiwi sejatinya bisa mencapai 15.000 pieces. “Dan ternyata produk ini cukup berhasil dan paling digemari. Dietnya itu enak,” ujar Usup.

Mie kristal olahan Kelompok Anugerah Pertiwi berasal dari agar-agar rumput laut berkualitas terbaik. Produk ini dinilai sangat tinggi serat pangan, rendah kandungan karbohidrat sehingga menyehatkan pencernaan. “Mie kristal ini cocok untuk makanan alternatif penderita gula darah tinggi/diabetes, diet rendah karbohidrat,” katanya.

 

Usup Supriatna, Ketua Koperasi Mina Agar Makmur. (foto: Alfian)

Dia menyebutkan, ide pengembangan mie kristal agar-agar rumput laut berawal dari kebiasan Usup makan mie. Terbersit dalam pikirannya untuk mengembangkan mie kristal. Belakangan, Usup mencoba merealisasikan ide itu. Apalagi sebelumnya Kelompok Anugerah Pertiwi itu sudah memproduksi Agar Strip. “Saya coba pakai bumbu mie instan, kok enak juga,” ujar Usup.

Mie kristal agar-agar rumput laut olahan Kelompok Anugerah Pertiwi dijual Rp10 ribu untuk ukuran mangkuk 7 gram. Sedangkan dalam wadah plastik ukuran 30 gram dilepas pada harga Rp30 ribu.

Inovasi produk hilir rumput laut Kelompok Anugerah Pertiwi binaan Koperasi Mina Agar Makmur bermula lewat Agar Strip yang diinovasikan pada 2018 berkat bantuan dari Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP), sekarang Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BP3KP). Koperasi Mina Agar Makmur adalah mitra binaan dari Subholding Upstream Pertamina Regional Jawa Bagian Barat melalui Subang Field.

Sebelum memproduksi mie kristal, Kelompok Anugerah Pertiwi lebih diterima pasar terlebih dahulu memasarkan Agar Strip. Produksi mie kristal ikut menggeliat di tengah pandemi Covid-19. Menariknya, di pengujung 2020, permintaan produk Agar Strip olahan kelompok ibu-ibu di bawah binaan Koperasi Mina Agar Makmur itu meningkat kembali. Ini disebabkan sulitnya penduduk ibukota Jakarta untuk mendapatkan makanan sehat di masa pandemi dengan aktivitas perekonomian yang terbatas.

 

Karyawan Koperasi Mina Agar Makmur tengah mengepak rumput laut di salah satu gudang. (foto: Alfian)

Agar Strip adalah makanan olahan rumput laut jenis Glacilaria sp. yang mengandung serat tinggi dan cocok dijadikan menu diet. Makanan jenis ini banyak digemari di China dan Jepang. Di Indonesia, produk makanan ini baru pertama kali diproduksi oleh para perempuan yang tergabung dalam Kelompok Anugerah Pertiwi. “Kamu sudah coba untuk masuk ke pasar Jepang. Tempo hari kirim 12 kg melalui pihak ketiga. Ada juga permintaan dari India, sebanyak satu ton per bulan, tapi kami tidak sanggup karena keterbatasan bahan baku,” ujar Usup.

Menurut Usup, bahan baku rumput laut untuk membuat produk Agar Strip dan Mie Krystal Agar Strip selalu tersedia dari budidaya rumput laut yang dikembangkan Koperasi Mina Agar Makmur bersama petani-petani rumput laut skala kecil di Kecamatan Tirtajaya, Karawang. Koperasi Mina Agar Makmur juga membeli dari mitra di tempat lain seperti petani di Muaragembong, Bekasi bahkan dari Subang. “Alhamdulillah untuk bahan baku rumput laut masih tetap terus produksi,” ujarnya.

Usup mengatakan, dalam setahun Koperasi Mina Agar Makmur memasok rumput laut kering ke Jakarta sebanyak 1.000-1.200 ton. Rumput yang kering dari petani dan mitra Koperasi disimpan di dua Gudang Koperasi di Desa Tambaksumur, Tirtajaya dan Desa Sedari, Kec Cibuaya sebelum dipak dalam karung berukurang 50kg. “Kalau dihitung-hitung, omzet setahun ya sekitar Rp6 miliar dari penjualan rumput laut kering yang belum diolah,” ujarnya.

Atas prestasi Usup dalam menjalankan usaha rumput laut, Pertamina Field Tambun diganjar sejumlah penghargaan. Salah satunya adalah memperoleh Gold Award untuk kategori Community Involvement dan Development (CID) atau Keterlibatan dalam Pengembangan Masyarakat dalam ajang Indonesia CSR Awards (ICA) pada 2020. “Alhamdulillah kami di KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), juga masuk salah satu dari tujuh program UKM unggulan KKP dari 800 yang masuk nominasi,” ujar Usup.

Sebelum diproses lebih lanjut menjadi mie kristal , agar-agar rumput laut dijemur di tengah terik matahari. (foto: Alfian)

Supriadi, Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang, menyatakan optimismenya bahwa budidaya rumput laut di Karawang akan kian berkembang seiring masyarakat yang semakin menggemari makanan sehat dari rumput laut. “Saya berasumsi (budidaya) rumput laut ini akan ngetren ke depan karena hamanya juga relatif hampir tidak ada,” katanya. (AT)