JAKARTA – Mineral Industry Indonesia (MIND ID) Holding BUMN Pertambangan meminta dukungan khusus kepada Komisi VI DPR-RI. Beberapa dukungan yang diminta bersinggungan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan anggota MIND ID yang terdiri dari PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, PT Freeport Indonesia serta ada juga PT Vale Indonesia.

Salah satu yang diminta adalah dukungan agar pemerintah memberikan insentif harga energi primer, khususnya energi digunakan di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).

“Kami mohon dukungan ketersediaan energi primer dengan harga insentif khusus,” kata Hendi Prio Santoso Direktur Utama MIND ID dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR-RI, Rabu (25/5).

Beberapa harga kisaran energi primer untuk smelter misalnya gas dengan harga maksimal US$6 per MMBTU. Lalu untuk listrik diharga US$3 cent hingga US$4 cent per kWh.

Menurut Hendi beberapa smelter memerlukan harga energi khusus sehingga operasional smelter bisa sesuai dengan keekonomian. Smelter Aluminium contohnya, harga keekonomian energi yang dikeluarkan harus di bawah US$5 cent per kWh.

“Jadi ini butuh dukungan khusus. Ini impact-nya sangat besar nantinya di bisnis hilirnya yang akan tercipta,” ungkap Hendi.

Selain itu pasokan energi untuk smelter-smelter yang ada menurut Hendi sudah seharusnya berasal dari energi ramah lingkungan sesuai dengan tuntutan masyarakat dunia.

“Sumber energinya, kalau bisa idealnya dari yang ramah lingkungan seperti hydro atau bisa juga batu bara. Tapi idealnya yang ramah lingkungan karena kita dapat product labelingnya nantinya itu menjadi barang premium di pasar,” kata Hendi. (RI)