JAKARTA – Industri diminta tidak lagi membangun pembangkit listrik sendiri dan didorong untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas listrik yang saat ini dialami oleh PT PLN (Persero).

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan saat ini diperkirakan konsumsi listrik tidak akan tumbuh secara masif lantaran kondisi perekonomian global. Terlebih dengan adanya wabah virus corona atau Covid-19 membuat ketidakpastian pertumbuhan ekonomi tidak menentu.

“Kan 35 ribu MW kan nanti selesai ini asumsi jumlah berdasarkan pertumbuhan konsumsi tinggi 6,5% tapi kenyataannya sekitar 4%an sehingga tenaga listrik berlebih artinya tenaga listirk ini harus disalurkan supaya jangan ada pembangkit yang idle,” kata Arifin di Jakarta, Jumat (6/3).

Apalagi, menurut Arifin,  pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan juga tidak meningkat signifikan. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan konsumsi listrik dari sektor industri yang bahkan diprediksi jika tidak ada perubahan bisa lebih rendah ketimbang realisasi tahun lalu. “Ya kemungkinan bisa lebih rendah (konssumsi listrik), tapi tahun ini masih berjalan,” kata dia.

Akselerasi dalam pemasaran listrik juga penting untuk dilakukan oleh PLN. Kementerian ESDM meminta PLN lebih proaktif dalam memasarkan listriknya ke sektor industri. Apalagi reserve margin tenaga listrik saat ini rata-rata bisa mencapai 40%. Kondisi ini harus dimanfaatkan oleh PLN sehingga tenaga listrik bisa diserap.

“Di atas 30% (reserve margin) memungkinkan untuk bisa menarik industri untuk menyerap listrik,” ujarnya.

Pemerintah sebenarnya telah menjadi penengah antara industri dan PLN sehingga listrik dari PLN bisa diserap. Selama ini industri seringkali lebih memilih membangun pembangkit sendiri karena beberapa alasan seperti belum tersedianya jaringan listrik atau tarif listrik yang diklaim lebih mahal ketimbang mempunyai pembangkit listrik sendiri.

Untuk itu Arifin meminta PLN untuk fokus pada penyediaan infrastruktur pendukung tidak hanya terkonsentrasi di penyediaan pembangunan listrii. “Harus siap jaringan infrastrukturnya,” tegasnya.

Kemudian PLN juga diminta untuk meningkatkan efisiensi internal. PLN menurut Arifin wajib untuj meningkatkan pendekatan kepada industri, tidak mengandalkan kebijakan pemerintah.

“Ini perlu proaktif PLN, ini B to B, marketing, business to business  PLN harus lebih didorong,” kata Arifin. (RI)