JAKARTA– Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anak usaha MIND ID, perusahaan induk BUMN pertambangan, dalam produksi dan penjualan menunjukkan tren meningkat pada 2015 hingga 2019 (proyeksi).

Berdasarkan laporan ekspose perusahaan yang dirilisi laman perseroan, produksi batu bara Bukit Asam menunjukkan tren meningkat dari 2015 hingga 2018 dan diproyeksikan terus melonjak pada 2019. Produksi batu bara pada 19,3 juta ton, naik menjadi 19,6 juta ton pada 2016 dan 24,2 juta ton pada 2017. Tahun lalu, produksi batu bara Bukti Asam mencapai 26,4 juta ton dan tahun ini naik jadi 27,3 juta ton.

Persentase kenaikan signifikan terjadi pada 2017 menjadi 23%. Sedangkan kenaikan tipis terjadi pada 2016 yang hanya 2% dari sebelumnya naik 18% pada 2015. Dengan demikian CAGR 2015 sampai 2019 (proyeksi) sebesar 9,1%.

Pertumbuhan CAGR positif juga tampak dari sisi penjualan. Bla pada 2015 penjualan hanya 19,1 juta ton atau naik 6% dari 2014, tren positif terus terjadi pada 2016 menjadi 20,8 juta ton dan 2017 sebesar 23,6 juta ton. Pada 2018 naik lagi menjadi 24,7 juta ton dan tahun ini diproyeksikan mencapai 28,4 juta ton. Kenaikan penjualan tertinggi diproyeksikan tahun ini yaitu 15%.

Dari sisi pendapatan juga meningkat. Pada 2016 misanya pendapatan mencapai Rp14,06 triliun, naik lagi jadi Rp19,47 triliun pada 2017 dan melonjak 8,7% menjadi Rp21,16 triliun pada 2018 dan Rp5,3 triliun pada kuartal I 2019.

Sementara laba bersih pada 2016 tercatat Rp 2 triliun, naik menjadi Rp4,47 triiun pada 2017 dan melonjak lagi 23,7% menjadi Rp5 triliun pada 2018. Sementara pada kuartal I 2019, laba bersih tercatat Rp1,14 triliun.

Kenaikan penjualan dan laba Bukit Asam juga ditopang oleh kenaikan harga jual batu bara tertimbang. Pada 2016, harga jual rata-rata Rp658.018 per ton, naik menjadi Rp808.690 per ton pada 2017, dan Rp835.155 per ton pada 2018. Pada kuartal I 2019, harga jual rata-rata tertimbang turun menjadi Rp772.392 per ton. (RA)