JAKARTA – Konsumsi solar bersubsidi hingga akhir 2019 diperkirakan akan melampaui kuota yang sudah ditetapkan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 14,5 juta kiloliter (KL). Berdasarkan data yang diterima Dunia Energi realisasi konsumsi BBM Jenis Tertentu jenis solar per akhir Oktober 2019 mencapai 13.387.040 KL.

Dengan realisasi sebesar itu maka konsumsi solar tahun ini dipastikan akan melampaui kuota yang sudah ditetapkan.

Estimasi over kuota solar batas bawah diperkirakan sebesar 963.624 KL, sementara batas atas sebesar 1.645.327 KL.

Sejalan itu, Pertamina juga telah melakukan penambahan pasokan solar sekitar 20%.

Meskipun konsumsi meningkat, pemerintah memastikan pasokan solar masih aman dan dipastikan tidak akan ada kelangkaan karena suplai dari Pertamina masih terjaga baik.

“Masih oke kok (pasokan solar), itu yang ribut-ribut kenapa ya,” kata Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Selasa (18/11).

Konsumsi solar yang melebihi kuota baru pertama kali terjadi dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), pada 2015 kuota solar 17,05 juta KL sementara realisasi 14,16 juta KL. Kuota kemudian diturunkan menjadi 15,5 juta KL pada tahun 2016 dengan realisasi juga menurun menjadi 13,75 juta KL.

Pada 2017 kuota ditetapkan sama seperti tahun sebelumnya yakni 15,5 juta kl, namun realisasinya meningkat menjadi 14,51 juta KL dibanding tahun sebelumnya. Pada 2018 kuota ditetapkan meningkat sedikit menjadi 15,62 juta KL sementara realisasinya hampir mencapai kuota yakni 15,58 juta KL.(RI)