KLAYAS, SORONG– Jumat (28/10/2022). Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 siang lebih Waktu Indonesia Timur. Terik matahari tak menyurutkan Benny Kumune (28 tahun), perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas Distrik Seget, Sorong, Papua Barat, merapikan obat-obatan dalam storge box untuk dibawa kembali ke puskemas. Benny bersama temannya, Lusita Lane, sudah berangkat pukul delapan pagi dari Distrik Seget menuju Kampung Klayas. Mereka disertai Ibu Ima, tim gizi puskesmas yang rutin melakukan pemeriksaan bulanan bagi anak balita dan ibu hamil di Kampung Klayas.

Selama 10 hari mereka rutin berkeliling, menggunakan perahu bantuan dari PT Kilang Pertamina Internasional Unit Kasim, Sorong untuk menjangkau sembilan kampung, di wilayah Distrik Seget. Distrik adalah istilah bagi wilayah setingkat Kecamatan.

“Biasanya kami bertugas dari tanggal 19 hingga akhir bulan, keliling kampung. Karena warga terkendala transportasi untuk mengakses Pusksesmas,” kata Benny saat berbincang dengan sejumlah media sebelum meninggalkan Kampung Klayas, Jumat siang.

Jika ditempuh jalan darat cukup memakan waktu empat hingga enam jam. Apabila musim hujan akan lebih lama, jalan berlumpur membuat kendaraan yang melintas akan terjebak. “Tetapi, setelah ada perahu dari Pertamina Kilang Kasim, mobilitas kami lebih mudah dan waktu lebih efisien,” ujar Benny.

Dia menyebutkan dari Puskesmas Distrik Seget ke Kampung Klayas, biasa ditempuh hingga enam jam pergi-pulang melalui jalur darat. Jika menggunakan perahu sebagai Puskesmas keliling, waktu tempuh hanya 40 menit saja.

Fokus kegiatan puskesmas keliling selain memberikan layanan kesehatan, juga memberikan imunisasi rutin. Pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan gizi ibu hamil, menyusui dan balita.

Menurut ibu Ima, tim gizi Puskesmas Distrik Seget, di Kampung Klayas tercatat sekitar 63 balita. Sebanyak 15 diantaranya butuh perhatian khusus, karena masuk dalam kategori gizi kurang dan gizi buruk.

Warga terbantu adanya Posyandu Tulip dengan ibu kader aktif, yang dibina KPI Unit Kasim. “Mereka jadi perpanjangan tangan kami yang rutin mengedukasi masyarakat agar balita diberikan asupan gizi. Kaya protein selama masa pertumbuhan emasnya sejak lahir hingga 1000 hari,”kata Ima.

Upaya tersebut terus digiatkan, meski tidak mudah dan perlu waktu. Karena edukasi kesehatan ke penduduk asli suku Mooi, warga asli Kampung Klayas, lebih mudah dilakukan oleh orang-orang asli yang memahami budaya, tradisi dan kepercayaan.

Ima menyebutkan Puskemas Seget iidak bisa langsung paksa-paksa warga makan ikan, makan telur, sayur dan menu sehat lainnya. “Karena masih banyak mitos warga yang harus kita ubah perlahan-lahan. Misalnya mitos makan ikan membuat anak-anak cacingan,”jelas Ima.

Dodi Yapsenang, Area Manager Communication, Relation dan CSR Kilang Kasim, menjelaskan KPI telah menjalankan program tanggung jawab sosial bidang kesehatan, dengan program Klayas Sehat. Masalah kesehatan dan gizi balita merupakan salah satu program CSR Klayas Sehat. “Program tersebut meliputi berbagai kegiatan mengaktifkan kegiatan Posyandu,” kata Dodi.

Kegiatan ditingkatkan dengan pelatihan bagi kader, pemberian makanan tambahan. Selain itu, pelatihan first aider (pertolongan pertama), serta memberikan bantuan fasilitas perahu Puskesmas Keliling. “Fasilitas transportasi itu digunakan apabila ada warga yang sakit,” kata Dodi.

Menurut dia, bantuan perahu motor ini berkolaborasi dengan Puskesmas Seget serta Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong. Dodi berharap kerja sama tersebut dapat memberikan hasil yang baik bagi kesehatan generasi penerus bangsa dan bagi masyarakat. “Sejalan dengan dukungan Kilang terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs ke -3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera,” ujar Dodi.

Kampung Klayas merupakan salah satu kampung di Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Hampir seluruh penduduk Kampung Seget berasal dari Suku Moi Lemas. Kampung Klayas sendiri berjarak 93 km dari Kota Sorong dan 74 km dari Aimas, yang merupakan ibukota Kabupaten Sorong. Keterbatasan akses terhadap berbagai sarana dan prasarana menjadi salah satu permasalahan yang dialami masyarakat Kampung Klayas. Selain itu, permasalahan lain yang dialami oleh masyarakat Kampung Klayas adalah tingginya angka pengangguran. (DR)