JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), emiten energi terintegrasi, akan tetap fokus pada sektor minyak dan gas (migas). Meski demikian, perseroan juga membuka peluang pada sektor bisnis energi nonfosil.

“Medco pilarnya tiga, migas, power, dan tambang. Migas tetap penting jadi akan terus ekspansi, eksplorasi, serta investasi,” kata Hilmi Panigoro, Presiden Direktur Medco Energi di Jakarta, belum lama ini.

Dia menjelaskan, dua tahun lalu perseroan telah melakukan ekspansi ke tambang tembaga (copper) di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Copper, it is the future. Mobil listrik komponen copper-nya bisa 100%, lebih besar dari mobil-mobil yang menggunakan bahan bakar minyak,” ujar Hilmi.

Medco Energi telah menyelesaikan transaksi akuisisi 50% kepemilikan atas PT Amman Mineral Investama yang memiliki 82,2% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Newmont Nusa Tenggara mengoperasikan tambang tembaga dan emas Batu Hijau di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan memiliki akses terhadap beberapa prospek eksplorasi dan temuan cadangan yang besar di Elang, dimana semuanya termasuk di dalam Kontrak Karya (KK) yang dimiliki.

Melalui anak usahanya, PT Medco Power Indonesia (MPI), Medco Energi memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik dengan total kapasitas 645 megawatt dan menjalankan jasa operasi dan pemeliharaan untuk pembangkit pihak ketiga (O&M) dengan total kapasitas 2,489 MW.

MPI akan memulai pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Riau berkapasitas 275 MW)m , Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPl Ijen kapasitas 110 MW dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Sumbawa kapasitas 2x20MW.

Hilmi mengatakan, untuk PLTS Sumbawa rencananya akan diperuntukkan ke tambang Amman Mineral.

“PV (PLTS) untuk tambang di Sumbawa, kita pakai sendiri. Karena kalau bangun PV untuk pemerintah, belum menarik. Kalau bussiness as usual seperti sekarang maka never bisa tercapai target 23 % (bauran EBT), harus ada perubahan,” tandas Hilmi. (RA)