JAKARTA – PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), perusahaan pertambangan emas terbesar kedua di Indonesia dan Asia Tenggara (CRU 2019) yang telah tercatat sebagai perusahaan terbuka di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Juni 2021, mencatat pendapatan sebesar US$142,4 juta sepanjang semester I 2021. Jumlah tersebut meningkat 9% dibanding periode yang sama 2020 sebesar US$130,1 juta.

Kenneth Ronald Kennedy Crichton, Direktur Utama Archi Indonesia, mengungkapkan peningkatan pendapatan didukung kenaikan harga rata-rata penjualan emas menjadi US$1.802 per ounce dibanding dengan US$1.656 per ounce pada periode tahun sebelumnya.

“Kinerja keuangan Archi pada semester I 2021 diuntungkan dari harga emas yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Kenneth, Jumat (30/7).

Kenneth Ronald menambahkan Archi dalam periode ini telah menyelesaikan pengembangan aktivitas penambangan dan pengupasan tanah (waste removal) tahap lanjut dari Pit Araren yang memiliki kadar emas lebih tinggi, dimana telah berhasil melakukan transisi dari tahap 3 ke tahap 5. Archi berada dalam posisi untuk menghadapi semester kedua tahun ini dengan baik dimana sebagian besar bijih emas yang akan diproses untuk sisa tahun ini berasal dari Araren tahap 5.

“Kami berharap keadaan akan jauh lebih baik pada 2022 seiring dengan ekspansi pabrik pengolahan kami yang telah mencapai efisiensi penuh dan akan berdampak secara langsung terhadap kenaikan produksi emas. Tim eksplorasi kami telah membuat kemajuan yang luar biasa di Koridor Timur dan Koridor Barat,” kata Kenneth Ronald

Dia mengatakan manajemen sudah mengantisipasi keberhasilan yang lebih jauh bedasarkan hasil awal menjanjikan yang telah diterima. Selain itu, dengan tingginya kadar bijih emas yang ditemukan dari hasil pengeboran di lokasi cadangan emas Bima di Koridor Barat, nantinya akan memberikan tambahan potensi cadangan emas baru bagi Archi di masa mendatang.

Sepanjang semester I 2021 Archi Indonesia meraih laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi meningkat 5% menjadi US$75,5 juta. Seiring dengan itu laba bersih meningkat 24% menjadi US$32,6 juta.

Bijih yang diproses mencapai 1,75 juta ons, meningkat 3% dibandingkan dengan 1,70 juta ton pada periode yang sama tahun 2020. Rata-rata kadar bijih emas yang diproses lebih rendah sari 1,81 g/t menjadi 1,66 g/t. Akibatnya, produksi emas lebih rendah 6% menjadi 81,6 kilo ounce dibandingkan dengan 86,4 kilo ounce pada periode yang sama tahun lalu.

Archi tercatat memiliki utang bersih US$314,2 juta yang mencerminkan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 1,7 kali, menurun signifikan dari posisi Desember 2020 sebesar 4,1 kali.
Selain itu, penyerapan belanja modal pada semester I 2021 sebesar US$76,2 juta. Seluruh belanja modal dibiayai secara penuh dari kas internal.

“Produksi emas diharapkan dapat mencapai 220 kilo ounce – 230 kilo ounce untuk 2021, mencerminkan pertumbuhan produksi emas sebesar 5% – 10% dibanding tahun sebelumnya,” kata Kenneth Ronald.(RA)