JAKARTA – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sudah melakukan fase-fase terakhir dalam kegiatannya di wilayah tambang Batu Tujuh, Nusa Tenggara Timur (NTT) dimana pengembangan Fase 8 mulai dilakukan di tahun ini.

Rachmat Makassau, Direktur Utama Amman Mineral, menyatakan semula manajemen berencana hanya melakukan kegiatan tambang hingga fase 7. Namun rencana tersebut berubah seiring dengan adanya perubahan kepemilikan Amman Mineral.

“Dulu 2014 rencana tambang batu hijau sampai fase 7. Dengan transisi kepemilikan 2016 inisiatif diterapkan kami berhasil maksimalkan operasi sehingga cost turun, kami melihat pengembangan fase 8 yang tadinya nggak ekonomis,” kata Rahmat disela paparannya dalam acara E2S Outlook Sektor ESDM 2022, Leading Post-Pandemic Business Recovery, Rabu (8/12).

Rachmat menuturkan dengan melakukan cost efficiency maka fase 8 sudah ekonomis dengan memasuki fase 8 ini maka Amman optimistis bisa mencapai 10 tahun lagi.

“Perkiraan kami fase 8 bisa beroperasi 2031-2032. Di batu hijau ada stock pile cadangan tinggal diolah, umur tambang masih tambah beberapa tahun lagi,” ungkap Rachmat.

Jika dilanjutkan pengembamgannya ke wilayah tambang Elang dan Dodo Rinti maka umur produksi penambangan Amman jauh lebih panjang. “Saat ini kami lakukan simulasi untuk lihat kapan waktu terbaik untuk masukan elang dan Dodo Rinti cadangan baru sehingga bisa maksimalkan cadamgan di Batu Hijau fase 7 dan 8,” jelas Rachmat. (RI)