JAKARTA – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) langsung melanjutkan program pengeboran yang telah disiapkan pada saat alih kelola Blok Rokan bersama SKK Migas dan PT Chevron Pacific Indonesia. Sumur perdana yang dibor adalah Sumur Bangko P03reg 5.

“Semoga semua rencana yang sudah disusun dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga usaha-usaha yang dilakukan PHR dalam menjaga tingkat produksi Rokan dapat dicapai sesuai target,” kata Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas, Jumat (13/8).

Sumur Bangko P03reg 5 dibor menggunakan Rig BN-18 berkapasitas 550 Horse Power (HP), dengan target kedalaman trajectory lubang sedalam 2150 feet. “Sumur ini ditargetkan untuk memproduksikan minyak, dengan desain tiga rangkaian casing (13-3/8 inch, 9-5/8 inch, dan 7 inch). Pengerjaannya sendiri kami sestimasi berjalan 10 hari sampai ke fase komplesi sumur,” kata Julius.

Sesuai hasil revisi Work, Program, and Budget (WP&B) 2021, PHR akan mengebor 141 sumur pada 2021. Komitmen jumlah pengeboran baru ini merupakan perubahan dari rencana awal PHR yang hanya mengebor 84 sumur pada tahun ini, dan kemudian juga berkomitmen melanjutkan program-program Chevron yang tidak dapat direalisasi karena kendala di lapangan menjelang akhir alih kelola. Untuk mengawal pencapaian target tersebut, PHR akan menambah dua rig, sehingga seluruh yang digunakan pada 2021 sebanyak 18 buah rig.

“Pada saat alih kelola, PHR berkomitmen mengebor 161 sumur pada 2021. Semoga semua komitmen dapat dilaksanakan, minimal sama dengan komitmen yang telah disampaikan dalam WP&B,” kata Julius.

Untuk merealisasikan target tersebut, Julius mengatakan SKK Migas bersama PHR telah melakukan beberapa upaya seperti mengawal persetujuan AMDAL untuk Lapangan Bekasap, mempercepat proses pengadaan rig dan jasa pengeboran berkelanjutan dari Chevron ke PHR, dan proses transfer material pengeboran dengan sistem mirroring contract. Saat ini, SKK Migas dan PHR juga mulai mendetailkan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada 2022, antara lain kegiatan pengeboran 500 sumur.

“Kami berharap upaya-upaya yang sedang dilakukan SKK Migas bersama PHR mendapatkan dukungan penuh dari para pemangku kepentingan. Ini sangat penting karena kami berharap, WK Rokan tetap menjadi salah satu WK terbesar di Indonesia yang menjadi andalan dalam memenuhi target produksi satu juta bopd dan 12 Bscfd pada 2030 mendatang,” kata Julius.(RI)