JAKARTA – Proyek Tangguh Train 3 diproyeksi rampung sesuai target  pada 2020 menyusul tibanya jacket yang menjadi milestone utama kelanjutan dari pengembangan pembangunan salah satu fasilitas gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) terbesar di Indonesia yang digarap BP.

Infrastruktur seberat 1,900 ton tersebut dikirim dari Karimun Yard, Provinsi Kepulauan Riau menuju Teluk Bintuni dengan menempuh waktu selama 18 hari.

Niall Maguire, Vice President of Project BP Asia Pacific, mengatakan jakcet yang dikirm menuju teluk Bintuni atau lokasi pengerjaan proyek Tangguh Train 3 merupakan milestone penting dalam ekspansi Tangguh.

“Kami bangga mampu mencapai target di kuartal kedua ini. Kami bisa membangun kepercayaan diri dalam mencapai milestone berikutnya di proyek ini,” kata Niall dalam keterangan resminya, Selasa (26/6).

Setelah jacket tiba maka tahap selanjutnya adalah menantikan kedatangan platform yang merupakan satu paket dalam konstruksi proyek Tangguh.

Niall mengatakan BP memproyeksikan seluruh proyek ekspansi Tangguh dengan selesainya Tangguh Train 3 tuntas pada 2020. Nantinya train 3 akan memiliki kapasitas atau kemampuan produksi mencapai 3,8 million tons per annmum (MTPA).

“Penambahan kapasitas dari train 3 akan membuat total seluruh kapasitas pengolahan LNG di Tangguh mencapai 11,4 MTPA,” ungkap dia.

Proyek Tangguh juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Produksi gas dari train 3 nantinya sebagian besar atau sekitar 75% akan diserap PT PLN (Persero) untuk bahan baku pembangkit listrik bertenaga gas.

Selain PLN, juga telah dialokasikan sebesar 20 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan listrik wilayah Papua Barat. Sisanya, diserap konsumen yang sudah menandatangani kontrak pembelian, yakni Kansai Electric Power Company dari Jepang.(RI)