CILAMAYA– Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Saluyu di Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang bersiap memasuki musim tanam baru. Puas dengan hasil panen pada Juni 2020, Gapoktan binaan PT Pertamina Gas (Peragas), perusahaan terafiliasi PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ini semakin aktif mengembangkan pertanian ramah lingkungan.

Kali ini, kelompok yang beranggotakan 14 petani ini memproduksi 16 ton pupuk organik untuk sawah untuk pemupukan 14 hektare lahan sawah. Melibatkan penyuluh dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, perwakilan anggota kelompok tani mengikuti pelatihan dan praktik pembuatan pupuk organik.

“Karena luasan lahan bertambah dari 7 hektar ke 14 hektar, kami perlu meningkatkan tambahan produksi pupuk organik,” ujar Aep, Ketua Gapoktan Saluyu.

Menurut Aep, penggunaan pupuk organik di area lahan sawah kelompoknya terbilang efektif. Bahkan, dibandingkan dengan gapoktan lain yang masih menggunakan 100% pupuk kimia, hasil panen Juni kelompoknya justru lebih baik. Produksi gabah petani musim panen pertama sampai Juni lalu rata-rata 6 ton per hektare. “Hasil ini sudah diakui oleh banyak petani lain,” jelasnya.

Ke depan, hasil produksi pupuk organik ini diharapkan mampu dimanfaatkan bukan hanya untuk anggota Gapoktan Saluyu yang saat ini berjumlah 14 orang. Lebih dari itu, Aep berharap pupuk organik produksi kelompoknya akan mampu dimanfaatkan untuk anggota petani lain yang tertarik untuk mengiktui pola pertanian ramah lingkungan.

“Mudah-mudahan pertanian ramah lingkungan ini semakin diterima kelompok petani lain dan kita bisa mengatasi permasalahan lahan pertanian yang selama ini sudah banyak tercemar bahan kimia,” katanya.

Produksi pupuk organik oleh Gapoktan Saluyu memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah didapat oleh para petani. Selain menggunakan kotoran ternak, bahan baku utama pupuk organik Saluyu juga memanfaatkan batang pohon pisang yang dicacah sebagai bahan baku utama.

“Sebanyak 14 petani akan membuat empat klaster untuk proses fermentasi pupuk,” ujar Ajur Tajrudin, Petugas Penyuluh Lapangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang. Ajur menambahkan, dalam waktu 1 sampai 2 minggu setelah pelatihan, hasil praktik ini akan bisa dimanfaatkan.

Pupuk organik hasil pelatihan di berikan gratis kepada kelompok sebagai bagian dari CSR Pertagas. Bahan Baku di peroleh dari peternakan di sekitar wilayah Cilamaya (untuk kotoran sapi dan ayam), sedangangkan untuk jerami dan batang bisang didapankan dari areal persawahan milik petani. Untuk saat ini produksi pupuk belum dalam produksi bulanan.

Pelatihan produksi pupuk organik ini merupakan bagian dari program CSR PT Pertamina Gas, afiliasi PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bertajuk Saung Patra di Cilamaya. Selain berdekatan dengan infrastruktur pipa gas Pertagas Operation West Java, implementasi program yang sudah tiga tahun berjalan ini juga menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk ikut membantu kelompok masyarakat menjadi berdaya.

Zainal Abidin, Manager Communication Relations CSR Pertagas, mengatakan bantuan yang diberikan Pertagas berupa bantuan pupuk, bantuan pompa air, pelatihan pengolahan pupuk dan pestisida nabati, studi banding, dan beberapa peralatan pertanian.

“Berangkat dari ironi adanya rawan pangan di wilayah yang merupakan penghasil padi di Cilamaya, kami mencoba mendampingi untuk mencari solusi bersama dengan para petani,” ujar Zainal dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Minggu (19/7). (RA)