JAKARTA– PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, berhasil mencatatkan penghematan biaya atau Cost Optimization sebesar US$ 699 juta melalui program Optimus. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata efektivitas strategi efisiensi yang diterapkan perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan produksi hulu migas guna mendukung ketahanan energi nasional.
“Pertamina sebagai sokoguru ketahanan energi negeri, selain harus memastikan ketersediaan energi, juga harus menjaga keberlanjutan bisnis yang terus tumbuh dan berkembang melalui inovasi-inovasi bisnis yang dapat meningkatkan nilai perusahaan,” ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, dalam acara Cost Optimization 2024 Appreciation Day di Grha Pertamina, Rabu (26/2/2025).
Sepanjang 2024, program Optimus dijalankan melalui berbagai inovasi, efisiensi biaya, serta sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Capaian ini mendapat apresiasi dalam ajang Cost Optimization 2024 Appreciation Day yang mengusung tema “Igniting Efficiency, Shaping The Future.” Pada kesempatan tersebut, Subholding Upstream Pertamina meraih penghargaan tertinggi sebagai Grand Champion Subholding.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dan Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan kepada Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE, Rachmat Hidajat, serta Komisaris Utama PHE, Rinaldi Firmansyah. Selain penghargaan utama, Subholding Upstream Pertamina juga meraih beberapa apresiasi lainnya, di antaranya Best Synergy Program 1 untuk “Borderless Operation di Subholding Upstream” yang diraih oleh PT Pertamina Hulu Rokan, PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Indonesia, dan PT Pertamina EP Cepu.
Dalam sambutannya, Simon menekankan bahwa pencapaian tahun 2024 luar biasa, namun tantangan pada 2025 perlu diantisipasi dengan memperkuat sinergi guna menurunkan biaya dan menciptakan pertumbuhan pendapatan. Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan sumber pendapatan baru melalui digitalisasi serta implementasi aspek Environment, Social, and Governance (ESG) guna meningkatkan kinerja operasional dan keberlanjutan perusahaan.
Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan, turut menyatakan komitmennya dalam mendukung optimasi biaya dan inovasi bisnis yang sejalan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Ia menegaskan bahwa cost optimization bukan sekadar menekan biaya, tetapi merupakan strategi optimalisasi sumber daya yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan perusahaan.
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE, Rachmat Hidajat, mengapresiasi dedikasi seluruh tim PHE dalam mencapai efisiensi operasional. “Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras, kreativitas, dan komitmen seluruh Perwira PHE dalam mencari solusi terbaik untuk meningkatkan efektivitas operasional serta memperkuat daya saing perusahaan,” ujarnya.
Ke depan, PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi hulu migas yang mengedepankan prinsip ESG, serta memastikan penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah tersertifikasi ISO 37001:2016. Dengan strategi ini, PHE menargetkan menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. (DR)
Komentar Terbaru