CILAMAYA – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Saluyu Binaan PT Pertamina Gas (Pertagas) wilayah West Java Area (WJA) kembali melaksanakan panen padi organik. Produksi yang dihasilkan
Gapoktan Saluyu Desa Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat, meningkat seiring dengan semakin luasnya areal tanam.

Rosa Pertama Sari, Direktur Teknik dan Operasi Pertagas, mengatakan panen yang berlangsung di tengah masa pandemi Covid-19 menjadi momentum yang sangat penting.

“Ini menunjukkan bagaimana kuatnya upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan, di tengah situasi yang sulit. Kami senang dapat berpartisipasi, memberikan dukungan yang diperlukan untuk para petani, dan pada saat bersamaan berupaya membantu penerapan pertanian yang ramah lingkungan, dan menjaga ketahanan pangan,” kata Rosa saat proses panen didampingi General Manager Operasi East Region Gatot Budhi P, dan Manager WJA Widodo B Santoso, Rabu (17/6).

Gapoktan Saluyu beranggotakan 14 petani menerapkan pertanian ramah lingkungan dengan mengunakan pupuk organik serta pemanfaatan pestisida organik untuk penanganan hama.

Dukungan yang diberikan Pertagas dalam proses ini, di antaranya memberikan bantuan pelatihan untuk meningkatkan keahlian para petani, perluasan lahan, dan juga melibatkan peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat.

Pada panen kali ini, Gapoktan Saluyu memperoleh hasil panen rata-rata tujuh ton per hektare. Jumlah panen kali lebih banyak seiring dengan semakin luasnya lahan mereka. Saat ini lahan yang dikelola seluas 14 hektare, bertambah 100 persen dibanding tujuh hektare pada tahun sebelumnya.

“Sebelumnya para petani lain di daerah ini belum ada yang berani menerapkan penggunaan pupuk organik. Namun melalui pelatihan yang intensif, maka para petani lainnya akan ikut menerapkan penggunaan pupuk organik dan juga pemanfatan pestisida organik untuk penanganan hama, sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan,” kata Rosa.

Aep, Ketua Gapoktan Saluyu, menyampaikan bahwa mengubah penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik, memberi manfaat, terutama menjaga kesuburan tanah.

“Menjaga agar tidak terjadi kerusakan ekosistem,” kata dia.

Panen raya kali ini juga menjadi inspirasi bagi petani lainnya di luar Gapoktan Saluyu karena mampu meningkatkan hasil panen meski menggunakan pupuk dan pestisida herbal.

“Dengan hasil panen raya yang rata 7 ton per hektar banyak petani lain yang berminat bergabung dengan Gapoktan dan menerapkan pertanian raman lingkungan,” tandas Tarda, anggota Gapoktan.(RA)