JAKARTA – Penjualan emas tercatat memberikan kontribusi 67% dari total pendapatan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada periode enam bulan pertama 2019. Antam membukukan pendapatan Rp14,43 triliun pada semester I 2019, naik 22% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sebesar Rp9,61 triliun di antaranya berasal dari penjualan komoditas emas.

Laporan yang dirilis Antam, Kamis (1/8), menyebutkan penjualan emas Antam pada enam bulan pertama 2019 mencapai 15.741 kilogram atau 506.084 troy ounces, meningkat 14% dibanding periode yang sama 2018 sebesar 13.760 kg atau 442.394 troy ounces.

Selain emas, Antam juga mencatat penjualan feronikel sebesar 13.157 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 5% dibanding semester I tahun lalu 12.579 TNi. Dari penjualan feronikel, Antam meraih pendapatan Rp2,31 triliun atau 16% dari total pendapatan perseroan di semester I 2019.

Pada semester I 2019, Antam mendapat rekomendasi persetujuan ekspor mineral logam untuk penjualan ekspor bijih nikel kadar rendah dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejalan dengan operasi pabrik feronikel yang dimiliki Antam serta proyek-proyek hilirisasi nikel yang sedang dikerjakan. Pada enam bulan pertama 2019, Antam mencatat volume penjualan bijih nikel sebesar 3,9 juta wet metrik ton, melonjak 103% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1,92 wmt. Dari penjualan bijih nikel, Antam meraih pendapatan Rp1,76 triliun, naik 107% dibanding semester I 2018.

Selain bijih nikel, Antam juga mendapat persetujuan ekspor untuk bijih bauksit tercuci. Pada semester I 2019, Antam membukukan volume penjualan bauksit 611 ribu wmt, naik 138% dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari penjualan bauksit, Antam meraih pendapatan Rp297 miliar.

Antam pada semester I 2019 juga mencatat penjualan 25.674 ton alumina melalui PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). Perusahaan yang mengoperasikan Pabrik Chemical Grade Alumina Tayan tersebut 100% sahamnya dikuasai Antam pasca mengakuisisi sebagian saham ICA yang dikuasai Showa Denko KK pada akhir 2018.(AT)