JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memperkirakan pada 2021 lifting minyak kembali tidak akan mencapai target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan Belanje Negara (APBN) 2021.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan ada beberapa kendala yang ditemui Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang akhirnya menyebabkan produksi minyak berkurang. Kebanyakan kendala tersebut ditemui pada awal tahun ini. Produksi yang rendah pada awal tahun (low entry point) yang memangkas produksi minyak sebesar 19,5 ribu barel per hari (bph). Lalu ada unplanned shutdown yang menyebabkan berkurangnya produksi sebanyak empat ribu bph, tertundanya pengeboran lima ribu bph, serta keterlambatan jadwal operasi proyek 1,5 ribu bph.

“Sehingga outlook lifting satu tahun kami harapkan bisa sebesar 680 ribu bph,” kata Dwi, akhir pekan lalu.

Proyeksi lifting tersebut hanya sebesar 96,45% dari target APBN 705 ribu bph. Untuk lifting gas, realisasi yang rendah lantaran low entry point yang mengurangi produksi 7 MMscfd, unplanned shutdown 100 MMScfd, penundaan pengeboran 35 MMscfd, dan keterlambatan operasi jadwal operasi proyek 43 MMscfd. “Jadi satu tahunnya 5.529 MMScfd rata-ratanya,” kata Dwi.

Perkiraaan produksi gas hingga akhir tahun tersebut belum mencapai target atau 98,06% dari target 5.638 MMscfd.

Menurut Dwi, perkiraan produksi hingga akhir tahun tersebut juga sudah ditambahkan dengan berbagai upaya para KKKS pada tahun ini sehingga diperoleh produksi minyak maupun gas tambahan. Tambahan tersebut berasal dari penambahan pengeboran dan kerja ulang sumur sebesar 1,7 ribu bph, teknologi produksi dan debottlenecking 1,4 ribu bph, dan pengurangan stok 1,8 ribu bph.

Sementara tambahan produksi berasal dari optimasi penyerapan gas sebesar 55 MMScfd dan optimasi operasi 20 MMscfd.

Hingga semester I tahun ini, tercatat sudah ada tujuh proyek hulu migas yang telah beroperasi dari rencana 12 proyek. Ketujuh proyek ini berpotensi menambah produksi minyak sebesar 10.710 bph dan gas 475 MMScfd. Sementara total investasi ketujuh proyek ini sebesar US$ 1,4 miliar.(RI)