JAKARTA – Pengumpulan data dan pemboran energi panas bumi yang memiliki risiko besar, pada dasarnya bisa dilakukan oleh para pengembang maupun pemerintah. Apabila dilakukan pengembang, maka semua risiko eksplorasi, baik berhasil maupun gagal akan di pass through ke pengembang.

“Apabila dilakukan pemerintah, maka risiko ini diambil seluruhnya oleh pemerintah. Karena itu, wajar jika ada risiko yang diambil pemerintah akan menurunkan risiko bagi pengembang,” kata Surya Darma, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) kepada Dunia Energi, Jumat (18/2).

Namun, menurut dia, hal ini bukan berarti biaya panas bumi akan lebih efisien. Tetapi, risikonya yang berkurang karena sudah diambil sebagian oleh pemerintah. Konsekuensinya tentu pemerintah harus mengalokasi dana eksplorasi di awal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mengurangi risiko tersebut.

Surya Darma menekankan, apabila dana pemerintah ada di awal dapat mengurangi risiko tentu akan mengurangi biaya. Tetapi apabila dana untuk risiko tidak ada di awal, maka risiko diserahkan pada pengembang.

“Konsekuensinya, pengembang harus mendapatkan biaya pengembalian dan resikonya yang lebih tinggi. Ini hanya prinsip ekonomi saja,” tukas dia.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan telah menyediakan data dan informasi awal cadangan energi panas bumi, melalui survei geologi, geofisika dan geokimia untuk mengurangi resiko kegagalan dan menekan biaya eksplorasi. Upaya ini berujung pada terwujudnya Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik yang semakin murah.

Menurut Surya Darma, pola pengusahaan panas bumi memang diawali dari pengumpulan data awal berupa data geologi, geokimia dan geofisika yang disebut data G & G. Semakin lengkap data G & G yang diperoleh maka akan semakin mempermudah melakukan interpretasi bawah permukaan yang pada akhirnya akan dapat melokalisir potensi dan reservoir lagi lebih baik.

“Data G& G ini hanya baru pada tahap eksplorasi permukaan yang belum menyentuh data bawah permukaan yang diperoleh melalui pemboran ekplorasi,” tandas Surya Darma.(RA)