JAKARTA – ABB mulai mengoperasikan fasilitas manufaktur baru yang memproduksi gas-insulated switchgear (GIS) tegangan tinggi di Tangerang. Unit produksi di Tangerang merupakan fasilitas manufaktur keempat yang dibangun ABB di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebagai bagian dari rencana investasi senilai US$30 juta.

“Tiga fasilitas ABB lainnya memproduksi switchgear tegangan tinggi berinsulasi udara, switchgear tegangan menengah dan rendah,” ujar Claudio Facchin, Presiden Divisi Power Grids ABB di Jakarta, Selasa (9/10).

Pakerja ABB memeriksa salah satu mesin di pabrik Tangerang.

Indonesia, negara dengan tingkat populasi terpadat keempat di dunia, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar dan konsisten di Asia Tenggara. Permintaan listrik diperkirakan tumbuh di kisaran 6,9% per tahun, sehingga untuk menjawab kebutuhan tersebut, pemerintah telah mencanangkan peningkatan kapasitas listrik sebesar 56 gigawatt (GW) hingga 2027.

Seperempat dari kapasitas tambahan tersebut diharapkan berasal dari energi terbarukan, dengan ekspektasi kontribusi lebih dari dua kali lipat terhadap bauran energi yaitu dari 11-23%. Di saat yang bersamaan dalam rangka meningkatkan kapasitas pembangkit listrik, Indonesia juga meningkatkan infrastruktur transmisi dan distribusi.

Unit produksi baru ABB yang dibangun di area seluas 1.000 meter persegi ini akan menghasilkan 170 kilovolt (kV) GIS. Area ini telah memiliki unit manufaktur tegangan menengah, dan fasilitas produksi yang menghasilkan air insulated switchgear (AIS) dan peralatan tegangan tinggi seperti Live Tank Circuit Breakers dan Disconnectors.

Fasilitas tersebut akan mendukung upaya Indonesia untuk memperkuat infrastruktur transmisi listriknya, meningkatkan keandalan jaringan dan membantu memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat.

“Langkah ini sejalan dengan pendekatan rekam jejak global dan filosofi kami untuk menempatkan unit produksi dekat dengan pelanggan kami,” kata Claudio.

GIS merupakan sistem switchgear yang dikemas dalam tabung compact dengan menggunakan bahan bakar gas sebagai media isolasinya. Hal ini memungkinkan penggunaan aman di ruang tertutup dan lingkungan menantang sementara menghemat ruangan secara signifikan.

GIS mengendalikan dan memberikan perlindungan terhadap pemadaman listrik serta menjamin kestabilan pasokan listrik yang andal. Selain itu, GIS membantu menjawab tantangan utama urbanisasi, ketersediaan lahan dan harga yang mahal, dengan menggunakan hanya 10% dari lahan yang dibutuhkan gardu induk dengan switchgear insulasi udara (AIS) konvensional.

ABB telah memelopori teknologi GIS sejak 50 tahun yang lalu dan akan terus berinovasi. Sebagai pemimpin pasar dan teknologi terdepan untuk GIS tegangan tinggi, ABB menawarkan kualitas penggunaan GIS 72,5 kV hingga 1200 kV, dengan lebih dari 3.000 titik pemasangan di seluruh dunia. Penawaran terbaru ABB GIS mencakup ekoefisiensi dan kemampuan digital.

“ABB telah bekerja sama dengan PLN dalam berbagai proyek infrastruktur dan gardu induk, dan fasilitas baru ini akan terus mendukung PLN ke depannya,” kata Claudio.(RA)