TOKYO- Setelah turun sekitar US$ 10 per barel pada Jumat (26/11), harga minyak global menunjukkan tren positif pada awal perdagangan sesi Asia pada Senin (29/11) pagi. Hal ini didorong oleh sikap investor untuk mencari harga murah tetapi tetap berhati-hati dengan fokus pada varian virus corona Omicron dan negosiasi kesepakatan nuklir Iran.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik US$ 3,05 atau 4,2%, menjadi diperdagangkan di US$75,77 per barel pada pukul 00.14 GMT, setelah jatuh US$9,50 per barel pada Jumat (26/11). Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat US$3,27 atau 4,8%, menjadi diperdagangkan di US$71,42, setelah anjlok US$10,24 per barel di sesi akhir pekan lalu.
Harga minyak tertekan bersama dengan pasar keuangan lainnya pada Jumat (26/11) lebih dari 10%, penurunan satu hari terbesar sejak April 2020. Hal ini karena varian baru menakuti investor dan menambah kekhawatiran bahwa surplus pasokan dapat membengkak pada I 2022.
Hiroyuki Kikukawa, manajer umum riset di Nissan Securities, mengatakan ada koreksi pembelian di tengah pandangan bahwa pasar minyak telah oversold minggu lalu dan spekulasi bahwa OPEC+ dapat mengambil tindakan terhadap Omicron. Hal ini berpotensi memangkas produksi.
“Semua mata akan tertuju pada bagaimana Omicron mempengaruhi ekonomi global dan permintaan bahan bakar, aksi OPEC+ dan pembicaraan nuklir Iran pada pekan ini,” katanya.
Varian virus corona Omicron menyebar ke seluruh dunia pada Minggu (28/11). Kasus baru ditemukan di Australia, Belanda, dan Denmark. Bahkan ketika lebih banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan belum jelas apakah Omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, lebih menular atau berbahaya daripada varian lainnya.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah menunda pertemuan teknis hingga akhir pekan ini, memberi diri mereka lebih banyak waktu untuk menilai dampak varian Omicron pada permintaan dan harga minyak, menurut sumber dan dokumen OPEC+.
OPEC+ akan bertemu pada Kamis (2/12) mundur dari jadwal Selasa (30/11), saat keputusan kebijakan kemungkinan diumumkan apakah akan menyesuaikan rencananya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada Januari dan seterusnya.
OPEC+ telah melepaskan 400.000 barel per hari minyak per bulan sambil mengurangi rekor pemotongannya dari tahun lalu.
Beberapa analis menyatakan kelompok itu dapat menghentikan kenaikan setelah rilis stok oleh negara-negara konsumen minyak utama dan kemungkinan dampak permintaan dari penguncian baru untuk menahan varian baru. (RA)





Komentar Terbaru