JAKARTA – Target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) serta gas 12 ribu juta kaki kubik per hari (MMscfd) yang dicanangkan pemerintah bisa terealisasi pada 2030 dengan dukungan dana yang tidak sedikit. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memproyeksikan investasi dalam skala besar dibutuhkan untuk bisa mengejar target tersebut.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, menyatakan peningkatan investasi mau tidak mau harus mulai terjadi sejak tahun ini. Jika target mau tercapai maka peningkatan investasi harus terjadi setiap tahun sampai pada puncaknya nanti di tahun 2030.

Dalam data proyeksi investasi hulu migas yang disusun SKK Migas investasi hulu migas tahun ini mencapai US$12 miliar selanjutnya dua tahun ke depan investasi minimal harus mencapai US$13 miliar per tahun. Lalu 2024 investasi hulu ditargetkan meningkat jadi US$16 miliar dan tumbuh menjadi US$17 miliar pada 2025 dan menjadi US$19 miliar pada 2026. Selanjutnya investasi hulu migas per tahun mulai 2027 harus diatas US$20an miliar sampai 2030 investasi mencapai US$26 miliar.

“Untuk capai target satu juta bph dan gas 12 ribu MMscfd, Indonesia membutuhkan investasi mencapai US$187 miliar,” kata Dwi dala konferensi pers virtual, Rabu (28/4).

Dengan kebutuhan investasi besar hasilnya menurut Dwi juga tidak main-main. Apabila produksi bisa sesuai target maka gross revenue yang dihasilkan diperkirakan bisa mencapai US$371 miliar. “Sementara untuk pendapatan negara US$131 miliar,” ujar Dwi.

Selain itu besarnya multiplier effect yang dihasilkan tidak hanya dari sisi pendapatan, investasi dan uang yang beredar. Dwi yakin geliat investasi besar di sektor hulu migas itu juga akan berdampak langsung pada ekonomi nasioal. “Ini bisa juga tingkatkan pengembangan kualitas sektor hulu migas,” ungkap dia.

Investasi besar yang dibutuhkan di hulu migas ini akan diperuntukan untuk berbagai kegiatan terutama eksplorasi dan pengembangan lapangan eksisting. Untuk bisa menahan decline dan tingkatkan produksi pemerintah menargetkan bisa melakukan pengeboran per tahun di ribuan sumur pengembangan. Hal itu memang menjngkat drastis dibandingkan realisasi program kerja dalam lima tahun ke belakang yang hanya 100-300 pengeboran sumur.(RI)