JAKARTA – PT Pertamina EP Cepu, anak usaha PT Pertamina (Persero), berhasil menyepakati pendanaan senilai US$1,85 miliar dari konsorsium 12 bank untuk membiayai Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB). Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan kesepakatan pendanaan Jambaran Tiung Biru merupakan salah satu yang terbesar di lingkungan anak perusahaan hulu Pertamina.
Selain MUFG Bank (bank komersial di bawah kelompok usaha Mitsubishi UFJ Financial Group, Inc,) yang menjadi penasihat keuangan, facility agent, dan lead arranger, terdapat sindikasi yang melibatkan 12 bank, yang tiga di antaranya adalah bank Badan Usaha Dalam Negeri (BUMN) seperti BRI, Mandiri, dan BNI.
Menurut Fajriyah, kesepakatan bisnis dalam proyek Jambaran Tiung Biru memiliki struktur pembiayaan hybrid yang unik, yaitu menggabungkan pembiayaan konvensional dan, untuk pertama kalinya pembiayaan syariah di bawah skema trustee borrowing (pinjaman wali amanat). Tiap bagian (tranche), konvensional dan syariah, memberikan fasilitas pembiayaan proyek dengan dua tenor, yaitu 10 dan 15 tahun.
“Kepercayaan sindikasi 12 bank terhadap Pertamina EP Cepu dalam pengelolaan Proyek Jambaran Tiung Biru menunjukkan kredibilitas di mata lembaga keuangan internasional. Hal itu dapat menjadi contoh bagi skema pembiayaan proyek lain yang dikelola anak usaha Pertamina lainnya,” ungkap Fajriyah.
Jamsaton Nababan, Direktur Utama Pertamina EP Cepu, mengatakan hingga semester I 2019, kemajuan pembangunan proyek pengembangan lapangan gas unitisasi Jambaran Tiung Biru cukup positif dari aspek konstruksi maupun pengeboran.
“Kemajuan konstruksi Gas Processing Facilities (GPF) telah melampaui target di angka 25% atau lebih cepat 1% dari target 24%,” ujar Jamsaton.
Proyek pengembangan dan pemrosesan gas Jambaran Tiung Biru, terdiri dari pengembangan cadangan gas terbukti serta pembangunan dan pengoperasian fasilitas pemrosesan gas dan jaringan pipa di Jawa Timur. Proyek dengan kapasitas produksi penjualan gas sebesar 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan cadangan gas sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF) ini ditargetkan beroperasi pada 2021.
Proyek Jambaran Tiung Biru amat berperan dalam menegakkan kedaulatan energi nasional sebab gas yang dihasilkan akan dialirkan melalui pipa transmisi Gresik-Semarang, yang dikelola PT Pertamina Gas (Pertagas), anak perusahaan Pertamina lainnya, untuk menjadi andalan dalam memenuhi permintaan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gas akan dipasok ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok di Jawa Tengah dan PLTGU Jawa-3 di Jawa Timur dan ditargetkan akan membangkitkan listrik sebesar 779 MW, sebagai bagian dari mega proyek pembangkit listrik 35 GW.
“Teknologi yang digunakan dalam Proyek Jambaran Tiung Biru, dirancang guna mendapatkan keandalan operasi dan aspek ramah lingkungan untuk berproduksi selama 25 tahun,” kata Jamsaton.(RI)




Komentar Terbaru