Tambang timah ilegal.

PANGKALPINANG – Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik yang menargetkan produksi timah nasional sebesar 100.000 ton di 2013, berpotensi semakin menyuburkan dan memarakkan praktik pertambangan ilegal timah di Bangka – Belitung.

Pasalnya, PT Timah (Persero) Tbk yang produksinya paling besar saja, untuk 2013 ini hanya menargetkan produksi 30.000 – 35.000 ton timah. Jika mengandalkan produksi perusahaan lain pun mustahil bisa mencapai 100.000 ton per tahun, karena volume produksi timahnya jauh dibawah PT Timah.

Satu-satunya kemungkinan, ialah mengandalkan produksi timah dari tambang-tambang ilegal, yang bertebaran di Bangka – Belitung. Tambang-tambang timah ilegal itu selama ini merongrong keberadaan PT Timah, karena produksinya membanjiri pasar sehingga harga timah merosot tajam.

Kemungkinan ini tidak ditampik oleh Ketua Umum Ikatan Karyawan PT Timah (IKT) M Wirtsa Firdaus.  Dari pernyataan Jero Wacik itu, ujarnya, tersirat adanya indikasi bahwa 65.000 ton produksi timah nasional di 2013, akan didapat dari perusahaan lain yang notabene jauh lebih kecil produksinya.

Dengan kata lain, lanjutnya, target Jero Wacik itu bakal membuat pergerakan tambang timah ilegal di Bangka – Belitung semakin massive (besar-besaran, red). Padahal PT Timah sendiri berjuang-juang mati-matian melawan praktik pertambangan ilegal itu.

“Bagaimana mungkin gabungan perusahaan swasta dan PT Kobatin bisa menghasilkan timah melebihi produksi PT Timah sendiri, jika bukan dari praktik illegal mining (pertambangan ilegal, red). Jangan-jangan Jero Wacik saat ini sudah merestui timah ilegal,” tukas Wirtsa kepada Dunia Energi, Rabu, 20 Februari 2013.

Belum Ada Kemajuan  

Sebelumnya, pemerhati masalah pertambangan timah di Indonesia, Bambang Herdiansyah juga mengungkapkan, pernyataan Jero yang menaikkan target produksi timah menjadi 100.000 ton itu cukup aneh. Karena seharusnya yang dipikirkan pemerintah ialah bagaimana menekan penambangan timah ilegal di Bangka – Belitung, bukannya malah mendorong produksi naik.

Kondisi ini, ujar Bambang, menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam memberantas praktik pertambangan timah ilegal. Berbagai format untuk mengatasi buruknya pengelolaan timah di Bangka – Belitung, sejauh ini baru sebatas wacana. “Belum ada progress (kemajuan, red) sama sekali,” ujarnya.

Target produksi timah 2013 sebesar 100.000 ton itu sendiri, dipaparkan Jero Wacik saat Rapat Kerja dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Senin, 18 Februari 2013. Kementerian ESDM menaikkan target produksi timah Indonesia dari tahun sebelumnya sebesar 95.000 ton.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)