JAKARTA– PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), emiten pertambangan batubara skala kecil, mencatatkan laba bersih sepanjang 2016 sebesar US$ 10,32 juta atau sekitar Rp 139 miliar kurs Rp 13.500) naik 270% dibandingkan laba bersih 2015 sebesar US$ 2,79 juta atau sekitar Rp 37,6 miliar. Peningkatan signifikan laba bersih perseroan itu ditopang oleh penurunan beban usaha penjualan yang signifikan dari US$ 10,86 juta pada 2015 menjadi US$ 2,67 juta pada 2016.

Menurut laporan keuangan publikasi, sepanjang 2016, Resouces Alam membukukan pendapatan bersih US$ 92,63 juta, turun 16,55% dibandingkan pendapatan 2015 sebesar US$ 111 juta. Penurunan pendapatan ini juga menyebabkan berkurangnya beban pokok penjualan (COGS) dari US$ 84,53 juta pada 2015 menjadi US$ 68,77 juta pada 2015.

Tahun ini kinerja Resource Alam diproyeksikan meningkat seiring dengan membaiknya harga batubara global. Resource Alam menargetkan produksi batubara sebanyak 4,5 juta ton dengan alokasi dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 1,5 juta. Katalis positif Resource Alam tahun ini adalah izin usaha pertambangan (IUP) Loa Haur di Kalimantan Tengah yang akan beroperasi mulai pertengahan 2017.

Hanya saja, Agoes Soegiarto, Direktur Keuangan PT Resource Alam Indonesia Tbk belum bisa membeberkan proyeksi tambahan produksi batubara Loa Haur. Selain tambahan sumber produksi, ekspor ke Jepang menjadi katalis positif Resource Alam yang lain. Perusahaan berharap, volume ekspor ke Negeri Sakura tahun depan lebih besar dibandingkan realisasi tahun-tahun sebelumnya. “Tahun lalu kami mengirim satu kapal ke sana, tahun ini mudah-mudahan dua kapal ke sana,” ujar Pintarso Adijanto, Direktur Utama Resource Alam Indonesia, beberapa waktu lalu.

Jadwal ekspor batubara Resource Alam Indonesia ke Jepang tahun ini memang baru akan berlangsung kuartal IV. Manajemen perusahaan bilang, saat ini Jepang tengah mencari batubara kualitas medium dengan tingkat kandungan sulfur rendah.

Berdiri sejak 1981, Resource Alam Indonesia awalnya bernama PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industries (KKGI) dan bergerak di bidang produksi adhesif kayu. Pada 1991, perseroan melakukan penawaran umum perdana dan menerbitkan 4,5 juta saham dengan harga penawaran perdana Rp5.700 per saham. Sejak saat itu, saham perseroan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham KKGI. Pada 2003, Perseroan berganti nama menjadi PT Resource Alam Indonesia Tbk dan mulai melakukan diversifikasi usaha dengan memasuki industri pertambangan batubara.

Sejak 2006, perseroan mengoperasikan 3 (tiga) lokasi pertambangan yaitu di Simpang Pasir, Gunung Pinang dan Bayur dari total luas area PKP2B 24.477 hektar. Sedangkan pada 2010, Perseroan melalui anak usahanya telah memproduksi batubara hingga mencapai 2,2 juta MT dan pada tahun 2011 mencapai 4,2 juta MT atau meningkat 91%. Sementara total produksi batubara di tahun 2012 dan 2013 masing-masing mencapai 4,2 juta MT sehingga total produksi batubara dari 2006 sampai dengan tahun ini mencapai 12,7 juta MT. (DR)