JAKARTA- Harga minyak mentah dunia turun pada Kamis (Jumat pagi WIB)) karena produksi AS diperkirakan akan melebihi ekspektasi penurunan produksi dari produsen-produsen utama lainnya. Persediaan minyak mentah AS secara tak terduga naik 6,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 27 Januari 2017 menjadi 494,8 juta barel, dan naik 5% dari periode yang sama tahun lalu, menurut data yang dirilis oleh Badan Informasi Energi AS pada Rabu.

Penambahan persediaan minyak mentah AS tersebut, jauh melebihi ekspektasi para analis untuk kenaikan 3,3 juta barel.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, berkurang 0,34 dolar AS menjadi menetap di US$ 53,54 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman April, turun US$ 0,24 menjadi ditutup pada US$ 56,56 per barel di London ICE Futures Exchange.

Para analis mengatakan, investor khawatir tentang berlanjutnya kelebihan pasokan global, karena meningkatnya produksi AS akan mengimbangi penurunan produksi dari produsen-produsen utama lainnya.

Harga minyak mentah jatuh dari level tertinggi satu bulan di tengah tanda-tanda bahwa OPEC akan perlu memangkas produksi lebih lanjut untuk sepenuhnya mematuhi kesepakatan produksi tahun lalu.

Berdasarkan survei Bloomberg, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas produksi sebesar 840.000 barel per hari bulan lalu, sedangkan Nigeria, Libya dan Iran, yang dibebaskan dari pembatasan, meningkatkan produksi sebesar 270.000 barel.

Sebelumnya, harga minyak menguat setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Iran telah “dipantau” karena pengujian rudal balistiknya. Tim Evans, analis energi Citi Futures Perspective, mengatakanpihaknya berusaha untuk mencari tahu seberapa baik kepatuhan OPEC terhadap angka produksi. “Kita perlu memperhatikan lebih lanjut jumlah produksi keseluruhan,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg. (DR)