JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) masih terus melobi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka pengembangan potensi migas di wilayah Warim, Papua.

Benny Lubiantara, Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja Migas SKK Migas, mengungkapkan penemuan potensi migas di wilayah Warim sebenarnya sudah cukup lama bahkan sebelum wilayah tersebut ditetapkan menjadi bagian dari Taman Nasional Lorentz. Lantaran lokasinya yang sangat remote sehingga sejak ditemukan wilayah tersebut belum sempat digarap. Apalagi ternyata seiring waktu berjalan wilayah itu dijadikan sebagai bagian dari taman nasional.

Kini dengan adanya perkembangan teknologi serta Kebutuhan akan energi yang tinggi maka pemerintah bermaksud untuk mulai mengkaji penggarapan potensi migas Warim.

“Warim itu penemuannya kan sudah lama sebetulnya, jadi dulu belum ditentukan status taman nasional lorens, sudah ada discovery, ketika mau dieksplorasi lebih lanjut jadilah itu taman nasional Lorentz,” kata Benny di kantor SKK Migas, Rabu (17/5).

Menurut Benny, SKK Migas bakal lebih aktif lagi untuk berkoordinasi dengan KLHK. Pasalnya, kini potensi Warim juga sudah ditawarkan ke investor yang menaruh minat untuk kembangkan wilayah Warim. Sayang dia enggan membocorkan siapa investor tersebut.

“Sekarang kita mau lihat lagi ke sana, sudah kita kirim surat KLHK untuk bisa diberikan dispensasi, toh tidak semuanya. hanya ada 1-2 area saja yang prospek nya itu masuk ke area Lorentz. Itu yg sekarang statusnya sedang ktia komunikasikan dengan KLHK. Selain itu, kita lagi komunikasi dengan calon-calon investornya untuk bisa masuk di Warim,” jelas Benny.

Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pernah mengklaim potensi migas sangat besar berada di Warim yang jumlahnya bahkan bisa menjadi andalan utama produksi migas do tanah air.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, pernah mengungkapkan berdasarkan data pemerintah, potensi minyak di Warim mencapai 25,968 miliar barel oil (MMBO)

“Jadi di Warim itu potensi minyak 25 miliar barel. Kalau betul-betul ada (dibuktikan), 20% aja bisa diambil, 5 miliar itu udah baik lah buat indonesia,” kata Arifin.

Lebih lanjut, Dia menuturkan potensi di sana tidak hanya minyak tapi juga gas. Potensi gas di Warim dinilai jauh diatas blok Masela yang sekarang digadang-gadang bakal jadi pengembangan blok gas terbesar sepanjang sejarah Indonesia maupun Natuna dengan total potensi gas bumi sebesar 47,37 triliun kaki kubik (TCF).

“Natuna gasnya potensinya sampai 47 TCF. Ini dua kali dari masela dan sama dengan natuan cuma Natuna banyak CO2-nya,” ujar Arifin. (RI)