JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk (ADRO), emiten batubara, membukukan volume penjualan 54,09 juta ton sepanjang tahun lalu, naik dua persen dibanding 2015 yang tercatat sebesar 53,11 juta ton. Peningkatan volume penjualan seiring dengan peningkatan produksi batubara yang naik dua persen menjadi 52,64 juta ton pada 2016.
Mahardika Putranto, Head of Corporate Secretary and Investor Relation Division Adaro, mengatakan penjualan ke pelanggan di Indonesia berkontribusi 25 persen dari total penjualan sepanjang tahun lalu. Ini sejalan dengan strategi perseroan untuk memprioritaskan volume penjualan dalam negeri dan paralel dengan peningkatan permintaan batubara nasional.
“Permintaan batubara nasional pada 2016 naik 11 persen year on year yang didorong beroperasinya beberapa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), termasuk pembangkit listrik captive,” ujar Mahardika.
Selain Indonesia, volume penjualan ke Malaysia, Korea Selatan dan India juga naik. Porsi penjualan ke China dan India tercatat berkontribusi masing-masing 14 persen. Serta Korea Selatan, Jepang dan Malaysia yang menyerap masing-masing sembilan persen dari total penjualan batubara Adaro.
Peningkatan volume penjualan ditopang peningkatan produksi dari empat anak usaha Adaro, yakni PT Adaro Indonesia, PT Semeste Centramas, PT Laskar Semeste Alam dan PT Lahai Coal. Bahkan, pada kuartal IV 2016 produksi batubara naik 14 persen menjadi 13,31 juta ton dibanding periode yang sama 2015 sebesar 11,64 juta ton. “Pada 2017, panduan perseroan untuk produksi batubara sebesar 52 juta-54 juta ton,” kata Mahardika.
Manajemen Adaro dalam keterbukaan informasi, Selasa (31/1) juga menyebutkan akan melanjutkan studi kelayakan untuk pengembangan tambang dan infrastruktur Adaro MetCoal, tujuh perusahaan PKP2B yang diakuisisi dari BHP Billiton pada Oktober 2016. Satu tambang di antaranya, yakni Tambang Haju telah beroperasi. Akuisisi tersebut memberikan opsi pertumbuhan yang signifikan dan berlanjutan dalam komoditas baru, yakni batubara metalurgi.
“Produksi batubara kokas semi lunak dilanjutkan dari tambang Haju sepanjang kuartal IV. Opsi pengembangan dan jadwalnya sedang dikaji,” tandas Mahardika.(AT)
Komentar Terbaru