JAKARTA – Setelah melakukan ekspor perdana nikel sulfat belum lama ini PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) sedang bersiap untuk produksi dan produk turunan berikutnya dari bijih nikel yakni kobalt sulfat.

Roy A. Arfandy, Direktur Utama NCKL, menyatakan saat ini persiapan terus dilakukan sebelum produksi kobalt terealisasi. Kobalt sulfat sendiri merupakan salah satu elemen utama dalam industri baterai yang kini sedang tren dan di masa depan akan menjadi komoditi utama untuk mendukung industri kendaraan listrik.

“Kobalt sulfat sekarang lagi tahap uji coba. sekitar Agustus bisa capai target produksi komersial,” kata Roy ditemui di Jakarta (28/6).

Nantinya produksi kobalt sulfat sendiri kemungkinan besar juga bakal diekspor. Pasalnya untuk belum ada pihak yanh bisa menyerap produk turunan dari bijih nikel ini. Cina hampir dipastikan menjadi salah satu pasar potensial produk turunan nikel. Untuk nikel sulfat yang baru diekspor saja seluruhnya dijual ke Tiongkok.

“Kami sebagian besar ke China, tapi kami membuka ke lain, kenapa belum domestik, saat ini value chain belum ada pabrik precusore atau katoda di dalam negeri, jadi kami harus ekspor,” ungkap Roy.

Untuk diketahui ada dua jenis nikel yakni saprolit dan limonit. Setelah diolah limonit menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Di Indonesia sebagian besar nikel baru diolah menjadi MHP. TBP jadi yang pertama mengolah MHP menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Nikel sulfat dan kobalt sulfat dapat diolah lagi menjadi precursor yang selanjutnya menjadi bahan baku utama katoda dan baterai kendaraan listrik.

Trimegah Bangun Persada Tbk mengoperasikan pertambangan dan hilirisasi terintegrasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Selain memiliki IUP, perusahaan sejak tahun 2016 telah memiliki pabrik peleburan (smelter) nikel saprolit serta fasilitas pengolahan dan pemurnian (refinery) nikel limonit sejak tahun 2021 di wilayah operasional yang sama. Kedua fasilitas tersebut hadir untuk mendukung amanat hilirisasi dari pemerintah Indonesia dengan memanfaatkan hasil tambang nikel TBP dan entitas anak PT Gane Permai Sentosa (GPS). Melalui PT Halmahera Persada Lygend (HPL), TBP menjadi pionir di Indonesia dalam pengolahan dan pemurnian nikel limonit (kadar rendah) dengan teknologi High Pressure Acid Leach. (RI)