JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengklaim proses alih kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan hingga kini berjalan positif dan qajar jika dikatakan sebagai salah satu catatan terbaik dalam sejarah perminyakan Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari realisasi kinerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) sepanjang tahun 2021.

”Tahun 2021 merupakan tahun yang sangat istimewa bagi PHR. Proses alih kelola WK Rokan yang berjalan mulus dan tidak mengganggu produksi migas layak dijadikan model panutan atau role model untuk skema pengalihan operator WK migas lainnya di masa mendatang,” kata Jaffee A. Suardin, Direktur Utama PHR, Rabu (15/6).

Pasca alih kelola periode 9 Agustus 2021 hingga akhir tahun 2021, WK Rokan mencatatkan realisasi produksi 166 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Angka itu terdiri dari produksi minyak 159,5 ribu barel per hari (BPH) dan produksi gas 37,7 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). WK Rokan berkontribusi sekitar 24% dari total produksi nasional.

”Kami optimistis PHR akan mampu mempertahankan kinerja yang solid pada tahun mendatang. WK Rokan bernilai strategis pada upaya pencapaian target produksi migas nasional,” tegas Rosa Vivien Ratnawati, Komisaris PHR.

Upaya peningkatan produksi WK Rokan ditempuh melalui rencana kerja masif-agresif, di antaranya pengeboran sumur baru, workover, optimasi teknologi injeksi air dan uap, pengembangan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) dan potensi Migas Non Konvesional (MNK). Dengan perencanaan yang seksama, saat ini WK Rokan mampu mengebor rata-rata satu sumur baru per hari dan memperpendek waktu pengeboran hingga berproduksi.

Sejalan dengan misi untuk memberikan manfaat dan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan, PHR menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) secara efektif di tahun 2021. Fokus utamanya di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Seluruh program dirancang agar dapat berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) dan prinsip Environment, Social and Governance (ESG). Pada 100 hari pertama setelah alih kelola, manfaat program TJSL PHR WK Rokan dirasakan lebih dari 3.000 penerima manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pencapaian kinerja unggul PHR WK Rokan dibarengi dengan efektivitas penerapan kebijakan Good Corporate Governance (GCG), aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), strategi digitalisasi, dan pengelolaan rantai pasokan barang/ jasa.

Ke depan, PHR juga dituntut mengimplementasikan transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT). Dengan semangat Go Green dan keberlanjutan. “PHR akan mulai menapak dengan membangun Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diproyeksikan mampu menghasilkan 25 MW,” kata Jaffe