JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan mempercepat pengadaan alat yang dijadwalkan baru didatangkan pada 2020 untuk mempercepat kegiatan proyek-proyek hulu minyak dan gas pada tahun depan. Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan ada beberapa prospek untuk 2020 dimajukan, sehingga sebagian investasi untuk menyiapkan pengeboran 2020 dipercepat agar tidak terlambat.

“Jadi awal tahun sudah dapat pengadaannya dan sudah mulai dilakukan tahun ini,” kata Dharmawan ditemui disela IPA Convex 2019,Jakarta, Rabu (4/9).

Pada tahun ini Pertamina lambat dalam kegiatan di sektor hulu, ini tidak lepas dari realisasi pengeboran sampai dengan semester I tahun ini baru mencapai 36,9% atau 123 sumur dari total 333 sumur yang ditargetkan dibor pada tahun ini. Pengeboran eksplorasi baru dilakukan di lima sumur dari total 26 sumur yang dibor.  Demikian juga sumur pengembangan, baru dibor 118 dari total 307 sumur.

Dharmawan mengakui ada keterlambatan pengeboran pada awal tahun lalu yang menyebabkan realisasi hingga semester I masih cukup jauh dari target. Salah satu keterlambatan terjadi di Blok Sanga-Sanga yang dikelola anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS).

“Ada keterlambatan di Sanga-Sanga, tapi dia catch up jadi tetap akan sekitar dua sumur kurang dari 24 ya kalau tidak salah. Mungkin hanya sekitar 22 sumur,” kata Dharmawan.

Untungnya kurangnya realisasi target pengeboran sumur tersebut tidak berdampak pada produksi yang justru diatas target. “Tapi produksi sampai, kemarin ada satu sumur yang kami targetkan empat juta kaki kubik per hari (mmscfd), ternyata hasilnya 8 mmscfd. Kadang-kadang dapat crude surprise juga,” ujarnya.

Masalah lainnya adalah yang dihadapi PT PHE Offshore North West Java (ONWJ) anak usaha dari PHE yang mengelola blok ONWJ. Namun keterlambatan itu tidak ada kaitannya dengan peristiwa semburan gas dan minyak dari proyek YY.

Menurut Dharmawan, PHE ONWJ mengalami kesulitan dalam pengadaan rig. Hingga semester I, PHE baru mengebor satu sumur eksplorasi dari target sebanyak 13 pengeboran sumur eksplorasi.

“ONWJ ada keterlambatan dari pengeboran karena adanya isu pengadaan rig. Ini di luar  insiden YY. Sebenarnya prospek sudah siap, tapi tidak bisa dibor karena rignya tidak datang,” kata Dharmawan

Dengan adanya percepatan pengadaan yang dikebut pada tahun ini, Dharmawan berharap tidak ada keterlambatan lagi dalam kegiatan di sektor hulu.”Jadi ini sekarang kami coba bagaimana mengakselerasi pengadaan secara terintergrasi supaya 2020 tidak terlambat lagi,” katanya.

Pada 2020, Pertamina berencana mengalokasikan dana investasi mencapai US$ 8 miliar, setengahnya akan digelontorkan untuk sektor hulu.(RI)