JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan tahun ini ada 14 proyek hulu migas rampung atau selesai pengerjannya sehingga bisa segera berproduksi.

Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas, mengungkapkan proyek migas ini akan turut serta membantu mencapai target produksi minyak 2021 yang ditetapkan sebesar 705 ribu barel per hari (bph) dan gas 5.638 juta kaki kubik per hari (MMscfd).

Sebagian besar proyek migas tahun ini adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).  Proyek migas tersebut merupakan bagian dari PSN senilai US$354 juta.

“Dan akan memberikan tambahan produksi minyak 27 ribu bph dan gas 492 MMscfd,” kata Julius dalam konferensi pers virtual,  akhir pekan lalu.

Beberapa proyek yang dijadwalkan rampung dan akan berkontribusi dalam produksi migas tahun ini di antaranya, Seng Segat di Blok Bentu oleh EMP Bentu Ltd, Proyek Bambu Besar, Akasia Bagus, dan pengurasan minyak tahap lanjut (Enhanced Oil Recovery/EOR) Lapangan Jirak oleh PT Pertamina EP, dan Proyek KLD di Blok Offshore North West Java (ONWJ) oleh PT Pertamina Hulu Energi ONWJ.

Pengembangan Lapangan Sidayu dan West Pangkah di Blok Pangkah dikerjakan PT Saka Energi Indonesia. Proyek West Pangkah mencakup pengeboran empat sumur dengan proyeksi produksi minyak sekitar 2.000 bph dan gas 23 MMscfd. Selanjutnya, Lapangan Sidayu mencakup pengeboran tiga sumur dengan produksi minyak sekitar 7.000 bph dan gas 3,9 MMscfd.

Lalu ada proyek Merakes oleh ENI Indonesia yang seharusnya rampung pada 2020 lalu, namun kemudian direvisi menjadi tahun ini yang mencakup pengeboran enam sumur bawah laut serta pembangunan sistem pipa bawah laut yang akan terhubung dengan fasilitas produksi terapung (floating production unit/FPU) Jangkrik di Blok Muara Bakau. Puncak produksi Merakes diperkirakan bisa mencapai 60.305 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd).

Sementara Proyek Bambu Besar dan Akasia Bagus awalnya diupayakan beroperasi di tahun lalu. Proyek Bambu Besar direncanakan dapat memproduksi minyak sekitar 1.600-1800 bph dan berpotensi menjadi lebih besar lagi. Selanjutnya,  Akasia Bagus ditargetkan menghasilkan minyak 2.500 bph dari pengeboran enam sumur. Proyek Seng Segat sempat ditargetkan beroperasi di 2019. Proyek ini diperkirakan bisa menghasilkan gas 60 MMscfd.

Selain itu, SKK Migas juga menargetkan terdapat dua proyek migas yang masuk dalam daftar PSN yang akan beroperasi pada 2021, yakni Proyek Tangguh Train-3 dan Unitisasi Lapangan Jambaran-Tiung Biru.

Proyek Tangguh Train 3 belakangan juga diperkirakan mundur menjadi awal 2022. “JTB kami perkirakan [operasi] pada kuartal IV 2021 dan juga Tangguh Train-3 untuk bisa onstream akhir 2021, terlepas adanya kesulitas karena pandemi Covid-19 di sana,” kata Julius.

Proyek JTB senilai US$1,53 miliar terdiri dari pengerjaan FEED (Front End Engineering Design), Land Acquisition (Pengadaan Tanah), Kontrak EPC Early Civil Works, Kontrak EPC GPF serta Drilling (Pemboran Sumur). Proyek ini ditargetkan menghasilkan gas bersih sebesar 192 MMScfd.

Selanjutnya, Tangguh Train-3 diproyeksikan mencapai puncak produksi gas sebesar 700 MMScfd dan minyak 3.000 bph. Konstruksi fasilitas darat proyek senilai US$ 8,9 miliar ini telah mencapai 88,27% dan fasilitas lepas pantai 98,27% per September 2020.(RI)