JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui afiliasinya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan mulai memasuki babak baru dalam industri hulu migas nasional dengan melakukan pemboran migas non konvensional (MNK) secara besar-besaran. Rencana pemboran ini bakal dilakukan di blok Rokan.

Pemboran ini sendiri sudah direncanakan sejak beberapa tahun lalu sejak Pertamian secara resmi menjadi operator di Rokan menggantikan Chevron.

Benny Lubiantara Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), membeberkan akhirnya pemboran sumur MNK pertama di Rokan bisa dieksekusi pada bulan ini. “Pemboran dilakukan tanggal 27 Juli 2023 ini,” kata Benny di kantor SKK Migas, Selasa (18/7).

Menurut Benny pengeboran MNK pertama ini tidak akan membutuhkan waktu lama atau sama saja seperti pemboran konvensional yakni sekitar 60 hari untuk mendapatkan hasil yang optimal. “Pemboran berlangsung sekitar 60 hari, sama saja dengan konvensional,” ungkap dia.

Potensi MNK di blok Rokan menjadi salah satu andalan pemerintah untuk bisa meningkatkan produksi migas nasional. Bahkan pemerintah sampai menyiapkan aturan khusus guna mendukung kegiatan perburuan MNK di tanah air.

Pertamina rencananya akan mengebor dua sumur MNK. Hasilnya nanti akan jadi penentu apakah potensi MNK ini dikembangkan atau tidak. Namun berdasarkan kalkulasi awal untuk gasnya saja berdasarkan data Research & Technology Innovation Pertamina, jumlahnya mencapai 20 Triliun Cubic Feet (TCF). Belum lagi dengan potensi minyaknya yang diyakini juga besar.

Dengan perkiraan potensi besar tersebut akhirnya Pertamina memiliki mitra yaitu EOG Resources, perusahaan raksasa asal Amerika Serikat yang memang jadi pemain utama MNK di Amerika. (RI)