JAKARTA – Dalam rangka menunjang infrastruktur pendukung pembangunan jargas 400.000 Sambungan Rumah (SR) tahun 2022, PGN Group jajaki kerjasama dengan PT Inti untuk pengadaan smart meter atau unit meteran gas yang berfungsi untuk mengukur dan mencatat pemakaian gas bumi oleh pelanggan secara otomatis.

Achmad Muchtasyar, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, menjelaskan bahwa terobosan ini dilakukan untuk mengimplementasi digitalisasi pada perhitungan pemakaian gas bumi yang dapat langsung terhubung dengan sistem billing terintegrasi PGN. Unit meteran gas yang berteknologi tinggi ini pun dapat diimplementasikan dalam model pembayaran pra bayar (prepaid) maupun pasca bayar (post paid).

“Smart meter akan menggantikan pencatatan meter manual oleh petugas PGN untuk rumah tangga maupun UMKM. Dengan menggunakan produk dalam negeri dalam menunjang pembangunan jargas, diharapkan bisa meningkatkan pemanfaatan TKDN minimal 45%,” ujar Achmad, (13/9).

Sementara itu Faris Aziz, Direktur Sales dan Operasi PGN,43 mengungkapkan bahwa segmen rumah tangga merupakan segmen pelanggan yang kontribusi jumlah dan pertumbuhan paling besar bagi PGN. Sampai dengan Triwulan 2 2022, jargas telah teralisasi sebanyak 711.179 SR yang tersebar di 17 provinsi, 67 kota/ kabupaten.

“Implementasi smart meter tetap menjamin pengukuran pemakaian gas tercatat secara realtime dan akurat dan pelanggan dapat mengakses hasil pengukuran melalui aplikasi PGN Mobile. Dari pencatatan otomatis ini, juga dapat mempermudah pengelolaan keuangan keluarga terkait tagihan gas setiap bulannya,” jelas Faris.

Menurutnya keamanan juga bertambah dengan adanya layanan tambahan smart meter, karena pemakaian gas akan termonitor dan tercatat otomatis.Hal ini dapat memimalkan kontak fisik saat pandemi karena petugas tidak perlu datang ke rumah untuk melakukan mencatatan manual.

“Keunggulan smart meter lainnya adalah memungkinkan dan memudahkan PGN untuk menganalisa big data dimana akan terlihat secara jelas consumer behaviour sehingga mendukung kecepatan pengambilan keputusan bisnis dan peningkatan layanan kepada pelanggan,” jelas Faris.

Sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pembangunan jaringan gas ditujukan bagi 4,7 juta sambungan rumah tangga atau setara 0,7 juta ton LPG pada tahun 2025. PGN siap membangun jargas sebanyak 1 (satu) juta sambungan rumah tangga (SR) secara bertahap.

“Benefit jaringan gas 4,7 juta sambungan rumah tangga adalah dapat menyerap 390 ribu tenaga kerja, mengurangi impor LPG sampai dengan 676 juta kg, menghemat anggaran negara sampai dengan Rp 6,58 Triliun pertahun, serta mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Gas bumi juga dinilai sebagai bahan bakar fosil yang paling bersih. Pemanfaatan 1 juta SR per tahun dapat mengurangi emisi karbon sampai dengan 60.000 ton CO2 per tahun,” ujar Christian Siboro, Komisaris PGN.

Warih Sardono, Komisaris PGN, menyatakan selain kolaborasi dengan pemerintah, PGN juga berkolaborasi dengan BUMD maupun mitra swata lainnya, baik melalui pipa maupun non pipa. Upaya bersama ini merupakan salah satu langkah untuk mengoptimasi pemanfaatan kekayaan gas bumi domestik. Penggunaan gas bagi konsumsi rumah tangga, tidak membebani neraca perdagangan sekaligus mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Warih.

Secara berkelanjutan, PGN terus mengembangkan inovasi berbasis teknologi digital dalam menjalankan bisnis gas bumi. Mengingat aspek penguasaan teknologi menjadi salah satu pondasi utama untuk keberhasilan pemanfaatan gas bumi. Target peningkatan jumlah pelanggan dan berkembangnya infrastruktur gas bumi, akan optimal dengan dukungan penguasaan teknologi yang handal di lingkup Subholding Gas Group. (RI)