RIAU – Program pengeboran sumur baru PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang masif dan agresif berkontribusi positif terhadap tingkat produksi blok Rokan.

Hingga memasuki bulan Mei tahun ini PHR berhasil mengebor 145 sumur baru di blok Rokan, atau rata-rata lebih dari satu sumur per hari. Pertamina sendiri memiliki target pengeboran 400-500 sumur baru di blok Rokan pada tahun ini.

Jaffee Arizona Suardin, Direktur Utama PHR, mengungkapkan Pengeboran sumur-sumur baru di blok Rokan sejauh ini berkontribusi rata-rata lebih dari 12.000 barel minyak per hari (BPH) sehingga dapat menjaga tingkat produksi di blok migas terbesar kedua di tanah air tersebut.

“Kontribusi dari sumursumur pengembangan terus menunjukkan tren menaik. PHR akan menambah rig lagi
agar dapat meningkatkan produksi di blok Rokan,” ungkap Jaffee dalam keterangannya (24/5).

Tahun ini PHR berencana menambah jumlah rig hingga menjadi 26 rig pengeboran dan 47 rig workover/well service (WOWS). Hingga April lalu, PHR mengoperasikan 19 rig pengeboran dan 28 rig WOWS.

Blok Rokan menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat produksi nasional dengan ratarata produksi tahunan sekitar 160 ribu BPH di tahun 2021 sejak alih kelola.

Seluruh hasil lifting blok Rokan juga diperuntukkan untuk konsumsi kilang domestik Pertamina guna mendukung ketahanan energi nasional.

Jaffee menjelaskan PHR berhasil meningkatkan kinerja blok Rokan pasca alih kelola. Di antaranya kenaikan tingkat produksi, biaya lifting yang makin rendah, peningkatan nilai investasi dan kegiatan pengeboran secara masifagresif.

Blok Rokan juga berperan pengembangan digitalisasi di lingkungan Subholding Upstream Pertamina dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Blok Rokan menyumbangkan penerimaan negara sekitar Rp9 triliun untuk periode Agustus-Desember 2021. Kontribusi itu terdiri dari Rp 6,5 triliun Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Rp 2,5 triliun berupa pembayaran PPh, PPN, dan pajak
daerah.

Selain terus menjaga dan meningkatkan penerimaan negara, PHR juga berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk memperkuat komponen nasional. “Saat ini TKDN di PHR mencapai lebih dari 60%,” ujar Jaffee.