JAKARTA – Meskipun terus alami penurunan produksi, Mobil Cepu Ltd anak usaha dari ExxonMobil masih bertengger diperingkat pertama kontributor terbesar lifting minyak nasional dengan realisasi hingga Juni 2023 mencapai 165,1 ribu barel per hari (BPH). Seluruh produksi Mobil Cepu tersebut berasal dari lapangan banyu urip. Sementara itu, Pertamina Hulu Rokan (PHR) menempel dengan ketat Mobil Cepu Ltd. Mengandalkan produksi dari blok Rokan, PHR sukses bercokol di posisi kedua dengan realisasi lifting minyak sebesar 162.7 ribu BPH.

Meski begitu PHR sebenarnya belum mencapai target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (ABPN) yakni sebesar 187,8 ribu BPH. Bahkan PHR juga tidak mampu mencapai target teknis Work Plan and Budget (WPNB) yang sebesar 174,2 ribu BPH.

Sementara Mobil Cepu mampu melampaui target APBN 2023 yakni sebesar 144 ribu BPH maupun target teknis WPNB yang sebesar 145,5 ribu BPH.

Afilisasi Pertamina mendominasi 15 besar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) penyumbang lifting minyak nasional sepanjang semester I tahun ini. Mengikuti Mobil Cepu dan PHR ada Pertamina EP yang berada diposisi ketiga dengan realisasi lifting  sebesar 70.6 ribu BPH. Itu pun masih juga belum mencapai target APBN yang dipatok sebesar 80 ribu BPH. Kemudian ada Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berada diperingkat keempat dengan raihan rata-rata lifting  hingga semester I tahun ini sebesar 26,2 ribu BPH dibawah target APBN yakni 30 ribu BPH. Lalu setelah PHM ada Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd yang mengandalkan produksi dari blok Offshore North West Java (ONWJ) dengan realisasi lifting 24,7 ribu BPH atau dibawah target produksi dalam APBN yakni 29 ribu BPH.

Nanang Abdul Manaf Wakil Kepala SKK Migas, mengungkapkan beberapa insiden yang terjadi di blok Rokan pada awal tahun ini sudah pasti turut menganggu upaya mengejar target produksi minyak.

“Beberapa pekerjaan investasi tertunda, seperti pengeboran development dan pengembangan di area yang sangat sibuk itu di PHR awal tahun ada accident, kemudian dilakukan yang namanya safety stand down sehingga semua rig di seluruh Pertamina grup itu dilakukan assesment, inspeksi, ternyata sebagian tidak bisa digunakan lagi, jadi harus melalui perbaikan, melengkapi peralatan safety,” kata Nanang di kantor SKK Migas (18/7).

SKK Migas mencatat realisasi lifting minyak sepanjang semester I tahun 2023 mencapai 615,5 ribu barel per hari (BPH) meningkat jika dibandingkan dengan realisasi semester 1 tahun lalu 614,5 ribu bph atau tumbuh 0,16% jika dibandingkan dengan semester 1 tahun lalu. Sementara target tahun 2023 sebenarnya sebesar 660 ribu bph, sehingga realiasi lifting semester 1 tahun ini baru 93,2% dari target.

Sumber : SKK Migas